INDOPOS.CO.ID – PT Cilacap Samudera Fishing Industry (ASHA) yang merupakan perusahaan perikanan terpadu resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada, Jumat (27/5/2022).
Setelah merampungkan masa penawaran umum (IPO) beberapa waktu lalu dengan harga penawaran sebesar Rp100 per lembar, ASHA mengumumkan terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed dengan total penawaran yakni, sebesar Rp1,2 trilliun.
Jumlah tersebut mengalami oversubscribed 50 kali lipat melebihi jatah pooling yang sudah ditetapkan, yaitu, sebesar Rp 20 miliar atau terjadi kelebihan penawaran 10 kali lipat dari total nilai emisi yaitu Rp125 miliar.
Sebagian dana pubic offering yang telah diraih akan dimanfaatkan perseroan mengakuisisi perusahaan processing guna memperlebar jaringan source dan market, memperkuat bisnis unitnya di sektor perikanan, serta untuk kepentingan operasional perusahaan.
Direktur Utama PT Cilacap Samudera Fishing Industry (ASHA), Wiliam Sutioso menyampaikan, IPO tersebut merupakan langkah tepat untuk perusahaan perikanan, agar tetap eksis dan dapat bekerja dengan professional.
Kesuksesan ASHA yang secara mulus melakukan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia tersebut melibatkan 31.361 investor.
“Dengan melantainya perusahaan, maka kami secara tidak langsung membuka kesempatan kepada para nelayan, untuk berkolaborasi demi peningkatan ekonomi nelayan Indonesia yang berkelanjutan,” kata Wiliam, Jumat (27/5/2022).
ASHA akan memaksimalkan dana IPO untuk mengumpulkan revenue dan mencetak profit dalam waktu dekat. Ia mengklaim, perusahaan perikanan tidak akan hanya bertumpu pada sektor perikanan tangkap saja.
Pihaknya berencana akan memperkuat aspek infrastruktur cold chain logistic di seluruh Indonesia dan mengadopsi teknologi termutakhir di Indonesia untuk masuk ke dalam aquakultur.
Perseroan juga akan fokus pada pengembangan teknologi berbasis data untuk memprediksi segala aspek seputar industri perikanan di Indonesia.
Langkah tersebut diharapkan mampu menciptakan peluang lebih besar dengan adanya data yang akurat. Dengan adanya dukungan teknologi, operasional perusahaan dinilai sangat efisien memperkuat bisnis di sektor hulu memiliki faktor high risk high return.
“Visi ini sejalan dengan kepentingan pemerintah untuk merealisasikan industri perikanan yang berkelanjutan. Kami tentu berharap dapat menjadi contoh dalam mentransformasi potensi menjadi produksi untuk menghasilkan devisa bagi Indonesia melalui kegiatan ekspor.” tegas William.
ASHA merupakan perusahaan perikanan terpadu terdepan yang telah beroperasi sejak 1999. Perusahaan ini juga telah melakukan ekspor ke berbagai negara dalam bentuk frozen fish, seperti China, Jepang, Korea Selatan yang notebene mempunyai demand perikanan tinggi. ASHA bahkan melakukan ekspor sampai ke Uni Emirate Arab. (ibs)