Perkuat Kontribusi IAEI Melalui Inovasi di Tengah Tantangan Global

sri

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri acara Halalbihalal dan Silaturahmi Kerja IAEI, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta. (IAEI)

INDOPOS.CO.ID – Pemulihan ekonomi global akibat pandemi terus diupayakan semua negara, termasuk Indonesia. Dibutuhkan peran seluruh masyarakat dari semua kalangan agar ekonomi nasional bisa tumbuh secara positif.

Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan IAEI berkontribusi mengarusutamakan ekonomi syariah membahas dan memberi solusi terhadap isu-isu strategis global dan nasional.

Seperti COP 26 yang membahas perubahan iklim, presidensi G20 Indonesia, RUU Ekonomi Syariah, RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, RUU Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

“Mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penelitian-penelitian, ekonomi syariah dan memberikan solusi mismatch antara industri dan ekonomi syariah serta perguruan tinggi,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya diterima, Sabtu (11/6/2022).

Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan, Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia yang terdiri dari para ahli ekonomi Islam diharapkan memberikan kontribusi nyata lewat kontruktif, maupun aksi rill dalam pembangunan ekonomi.

“IAEI diharapkan sumbangan pemikiran dan partisipasinya untuk dapat menyelesaikan persoalan bangsa khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan,” ucap Kiyai Ma’ruf Amin.

Permintaan Wapres tersebut juga dilatarbelakangi fakta bahwa sejauh ini sektor ekonomi dan keuangan syariah global terus mengalami pertumbuhan positif.

“Pada 2021 umat muslim mengeluarkan USD 2 triliun untuk sektor makanan, farmasi, dan gaya hidup lain berprinsip syariah,” ungkap Ma’ruf.

Dari nilai tersebut, mencerminkan 8,9 persen pertumbuhan dari tahun sebelumnya. Bahkan menurutnya pada 2022 pengeluaran muslim global diperkirakan tumbuh sebesar 9,1 persen.

“Potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia juga sangat baik. Per Desember 2021 total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp 2.050 triliun,” ujar Ma’ruf.

Pada tahun 2020 hingga 2021, program IAEI berfokus pada pembahasan isu-isu penting yang membuat IAEI semakin relevan di dalam pembangunan ekonomi syariah yang lebih inklusif di Indonesia

“Hal ini tentunya menjadi modal yang sangat baik dalam hal penguatan maupun ketahanan ekonomi dan keuangan Indonesia,” imbuhnya. (dan)

Exit mobile version