Berinvestasi Harus Disertai Pengetahuan, LPS: Kuncinya Sabar

lps

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) dan Chief Executive Officer (CEO/Pemimpin Redaksi validnews.id, dalam seminar hybrid bertajuk 'Merdeka Finansial di Era Digital' di Jakarta, Kamis (18/8/2022). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menilai, euforia dalam berinvestasi harus disertai dengan pengetahuan yang cukup bagi anak-anak generasi Z sebagai investor pemula.

Jangan sampai generasi yang lekat dengan gadget dan dunia digital ini hanya berinvestasi karena ikut-ikutan, tanpa punya pengetahuan. Jika tak diajari, generasi muda ini bisa kapok berinvestasi. Oleh karena itu, harus dipahami sebelum berinvestasi.

“Forum ini berguna untuk meningkatkan literasi ke masyarakat. Membekali diri untuk berhasil di pasar finansial itu penting,” kata Purbaya dalam seminar hybrid bertajuk ‘Merdeka Finansial di Era Digital’ di Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Menurutnya, anak muda saat ini memiliki kecenderungan mengadopsi media digital, khususnya media sosial, dalam mengambil keputusan terkait keuangan dan investasi. Di sisi lain, anak muda juga memiliki kecenderungan ingin mendapatkan keuntungan cepat dalam berinvestasi.

“Generasi muda cenderung tergiur dengan investasi yang berisiko tinggi. Risikonya tidak dipelajari sama sekali, makanya flexing laku,” tuturnya.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 2018, investor pasar modal tercatat hanya 1,6 juta. Kemudian, pada Juli 2022 jumlahnya sudah mencapai 9,3 juta. Pada periode yang sama, investor saham mencapai 4,1 juta, reksadana 8,6 juta dan surat berharga negara (SBN) sebanyak 736,4 ribu.

“Minat investasi di pasar modal mengalami kenaikan yang impresif, padahal sejak puluhan tahun lalu peningkatan tak banyak terjadi. Inklusi dan literasi keuangan semakin meningkat, namun terdapat gap antara inklusi dengan literasi,” jelasnya.

Purbaya menyarankan, sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, anak muda seharusnya bisa melakukan profiling pada dirinya sendiri. Mereka bisa memulai berinvestasi setelah memenuhi kebutuhan dasar, dana darurat dan asuransi.

“Kuncinya sabar. Jangan anggap investasi itu bisa bikin langsung kaya. Jangan berutang dalam berinvestasi karena bunga pinjaman itu sudah pasti, sedangkan return investasi belum pasti,” imbuhnya.

Sementara itu, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Yazid Muamar mengatakan, untuk mengatasi inflasi dan ketidakpastian di masa depan, seseorang memang sebisa mungkin berinvestasi.

“Pasar modal bisa jadi alnternatif menambah aset untuk mengatasi ketidakpastian di masa depan,” ucapnya.

Namun, buat investor pemula dan mahasiswa, investasi ke pengetahuan dalam bidang keuangan, penting dilakukan sebelum menceburkan diri ke dunia investasi. Menurutnya, investasi hanya terbagi dalam dua jangka waktu, jangka panjang dan jangka pendek.

“Ingat, pasar modal itu dinamis. Investasi itu nggak instan, orientasinya jangka panjang dan effortnya perlu dilakukan secara berkala dan rutin. Kami selalu melakukan edukasi di medsos tiap jam 8.30 sebelum market buka,” tuturnya.

Hal senada dikatakan oleh Co-Founder Komunitas Syariah Saham, Evan Kamaratul Insani menuturkan, sejatinya investasi harus dipandang sebagai jalan untuk sejahtera dan merdeka secara finansial buat semua orang.

Kemerdekaan finansial sendiri punya definisi dan level yang berbeda-beda buat masing-masing orang. Karena itu tak bisa meniru mentah-mentah keberhasilan yang dialami seseorang.

“Untuk berinvestasi, kita perlu mencari uang dahulu, setelah itu mampu mengeloa keuangan untuk memisahkan kebutuhan dengan uang yang bisa ditabung atau investasikan. Setelah itu mulai berinvestasi dengan pengetahuan yang cukup,” pungkasnya. (rmn)

Exit mobile version