Tantangan Teknologi Digital, PII: Tingkatkan Profesionalisme Insinyur

Para-insinyur

Para insinyur tengah melakukan inovasi. Foto: Kemdikbudristek untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Para insinyur harus mendukung secara nyata pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berkeadilan dan berkelanjutan. Yang dirancang selaras dengan alam dan lingkungannya.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Pelaksana Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Hetifah Sjaifudian dalam keterangan, Sabtu (21/1/2023).

Ia mengatakan, IKN Nusantara nantinya harus bisa menjadi simbol identitas bangsa Indonesia. Menjadi penggerak ekonomi di masa depan melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi.

“Dari pemikiran dan tangan para insinyurlah semua itu bisa terwujud,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PII, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, kontribusi insinyur di Indonesia akan menjadi sangat krusial. Bukan hanya dalam membangun IKN saja, tapi di dalam membangun negara.

“Negara kita betul-betul membutuhkan dukungan insinyur, dimulai dari bidang teknik kesipilan, mekanikal, elektrikal, lingkungan, perkapalan, kelautan, teknik kimia, teknik energi baru terbarukan, dan disiplin lainnya,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN ini semua bisa berkontribusi di berbagai profesi, baik sebagai developer, pelaku industri, pemerintah, akademisi, maupun periset.

Apalagi ke depan, masih ujar dia, tantangan global baik di bidang teknologi digital, informasi, energi dan juga infrastruktur, tentu menuntut insinyur di Indonesia untuk meningkatkan profesionalismenya.

“Kita di PII juga telah bertransformasi menjadi otoritas keinsinyuran melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014. Dan PII telah menjadi bagian dari International Engineering Alliance sejak 2003. Artinya PII akan terus memberikan dukungan besar bagi insinyur di Indonesia untuk mendapatkan global recognition,” ungkapnya.

Pada pergelaran G20 tahun lalu, PII turut menginisiasi Engineering 20 (E20). Platform ini nantinya akan membahas isu prioritas, terutama global health architecture, digital ekonomi, dan juga energi transformasi. Isu-isu penting ini juga tak akan terwujud tanpa keberadaan insinyur,” tegasnya.(nas)

Exit mobile version