Tertinggi Sepanjang Sejarah, BNI Catat Laba Bersih Rp18,31 Triliun

konferensi-pers-Paparan-Kinerja-Keempat

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI Royke Tumilaar (tengah), Wakil Direktur Utama Adi Sulistyowati (kedua kiri), Direktur Finance Novita Widya Anggraini (kedua kanan), Direktur Risk Management David Pirzada (kanan), dan Direktur Corporate & International Banking Silvano Rumantir (kiri), di sela konferensi pers Paparan Kinerja Keempat 2022 di Jakarta, Selasa (24/1/2023). Foto: Dokumen BNI

INDOPOS.CO.ID – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mencatat laba bersih di tahun 2022 sebesar Rp18,31 triliun. Ini tumbuh signifikan 68 persen secara year on year (yoy) dan merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.

Kinerja yang prima ini terwujud melalui kerja keras seluruh insan BNI dalam menjalankan kebijakan strategis yang ditetapkan di tengah periode pemulihan ekonomi 2022 serta upaya memastikan agenda transformasi perusahaan terus berjalan sesuai dengan blue print.

Di segmen Business Banking, BNI makin aktif dalam memfasilitasi sindikasi dan mampu berkontribusi hampir Rp1 triliun ke pendapatan non bunga atau naik 100 persen dibanding tahun sebelumnya. Hasil kinerja positif ini berdampak pada Pre-provisioning Operating Profit (PPOP) yang dibukukan Rp34,4 triliun atau tumbuh 10,8 persen yoy.

“Pertumbuhan PPOP yang kuat dan diikuti dengan perbaikan kualitas aset ini membuat kami mampu menutup 2022 dengan capaian yang menggembirakan. Tertinggi sepanjang sejarah, laba bersih ini berada di atas ekspektasi pasar,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, pada konferensi pers Paparan Kinerja Keempat 2022 di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Selain itu, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan, BNI fokus menggarap potensi bisnis nasabah di setiap aspek, dengan konsisten meningkatkan kapabilitas digital untuk mengembangkan berbagai solusi keuangan digital yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Dari segmen retail, jumlah user BNI Mobile Banking pada 2022 mencapai 13,6 juta, tumbuh 26,1 persen yoy, yang diikuti dengan nilai transaksi yang tumbuh 30,4 persen yoy menjadi Rp802 triliun, jauh melampaui transaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) yang Rp676 triliun, dengan jumlah transaksi mencapai 597 juta atau tumbuh 37,6 persen yoy.

Masih dari Transformasi Digital, perseroan berencana untuk mentransformasi Bank Mayora yang diakuisisi pada 2022 untuk menjadi bank digital yang berfokus pada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mayora pada 6 Januari 2023, telah menunjuk manajemen baru yang merupakan kombinasi dari profesional dan ahli dengan latar belakang perbankan, startup business, hingga financial technology.

“Pengangkatan manajemen baru Bank Mayora ini diharapkan dapat memperkuat struktur manajemen perseroan dalam melakukan transformasi bank digital sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital bagi UMKM yang terdepan dan terunggul di Indonesia,” bebernya.

Sementara itu, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, pertumbuhan kredit BNI sebesar 10,9 persen yoy melebihi guidance yang ditetapkan perusahaan di awal 2022, yakni di kisaran 7-10 persen.

“Pertumbuhan itu dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional,” ujar Novita.

Lebih lanjut, BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir 2022 tersisa Rp49,6 triliun, turun 31,2 persen yoy. Rasio Loan At Risk (LaR) ikut membaik menjadi 16 persen, dibandingkan 2021 yang berada di posisi 23,3 persen.

“Tentunya untuk tahun ini, kami menargetkan kualitas aset yang lebih baik lagi. Kami sangat bergembira karena sebagian besar debitur yang terdampak Covid-19 sudah mulai pulih dan bersiap ekspansi,” ucapnya.

Direktur Risk Management BNI David Pirzada mengungkapkan, sebagai bank pionir Green Banking dan motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan di Indonesia, perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.

“Kami juga menawarkan pricing yang menarik sebagai insentif bagi debitur dalam rangka meningkatkan pencapaian aspek ESG dalam bisnis usaha mereka sesuai jangka waktu yang telah disepakati,” tuturnya.

Sedangkan, Direktur Corporate & International Banking Silvano Rumantir menyampaikan, harga saham BNI di akhir 2022 tercatat meningkat 36,7 persen yoy, jauh lebih tinggi dari peningkatan harga saham LQ-45 yang sebesar 0,7 persen yoy.

“Kami melihat banyak peluang di tahun 2023 yang dapat kami tangkap. Untuk itu, upaya transformasi perusahaan di tahun ini akan fokus di beberapa area seperti pengembangan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah,” terangnya.(rmn)

Exit mobile version