MinyaKita Langka karena Ketidaksiapan Pemerintah Kendalikan Stok

minyak goreng

Ilustrasi minyak goreng (dok INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Kelangkaan dan melambungnya harga MinyaKita akhir-akhir ini lebih disebabkan ketidaksiapan pemerintah mengendalikan stok migor di saat masyarakat mulai meningkat aktivitas belanja.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menjelaskan pemerintah seharusnya mengantisipasi meningkatnya permintaan minyak goreng.

“Sebentar lagi Ramadhan, biasanya secara musiman permintaan migor tinggi. Ada juga faktor pelonggaran mobilitas membuat masyarakat konsumsi migor lebih banyak dibanding saat pandemi. Harusnya pemerintah mengantisipasi dengan menaikkan stok migor lewat revisi domestic price obligation (DMO) dan terus berusaha perbaiki tata niaga,” kata Bhima kepada indopos.co.id, Senin (20/2/2023).

Bhima mengatakan belajar dari tahun 2022 perebutan bahan baku CPO untuk ekspor, biodisel dan kebutuhan domestik membuat minyak goreng mahal sekaligus langka.

“Tahun ini jangan dulu naikan target B35, prioritaskan stok migor untuk pangan. Jelang Ramadhan cek juga spekulan yang menimbun migor serta perketat pengawasan di perbatasan serta pelabuhan,” tandas Bhima.

Untuk diketahui, produk minyak goreng murah yang dirilis Kementerian Perdagangan, Minyakita, langka di berbagai pasar di Jakarta, dan di sejumlah daerah. Pedagang mengaku sudah kehabisan stok minyak tersebut sejak beberapa bulan lalu.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa Minyakita masih ada, namun memang stoknya tidak berlimpah. Hal ini diungkapkan usai meninjau Pasar Wonokromo, Surabaya, belum lama ini.

“Yang sering naik turun, Minyakita. Saya lihat stok ada, meskipun tidak melimpah, tapi stok ada. Dan harga masih di harga Rp14 ribu per liter,” ungkapnya.

Dengan kondisi ini, Kementerian Perdagangan kembali membuat aturan demi mengamankan Minyakita bagi masyarakat miskin. Mulai dari larangan untuk dijual di e-commerce sebagai langkah pembatasan pembelian hingga melarang orang kaya membeli minyak murah tersebut.

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga Syailendra mengatakan Minyakita diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah. Karena itu, minyak goreng tersebut diutamakan tersedia di pasar tradisional.

Ia meminta masyarakat menengah ke atas yang sudah biasa beli minyak goreng premium, jangan pindah ke Minyakita.

Syailendra menuturkan jika masyarakat mampu membeli Minyakita, maka stoknya akan berkurang untuk masyarakat menengah ke bawah.

Minyakita mendadak langka di sejumlah daerah sejak akhir Januari 2023 lalu. Kalaupun ada, harga jual dari pedagang melonjak di atas harga eceran tinggi (HET) Rp14 ribu per liter.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas membeberkan sejumlah alasan kenapa Minyakita langka di pasaran. Salah satu, program biodiesel B35 yang meningkatkan penggunaan CPO yang merupakan bahan baku minyak goreng.

Dalam program B35, pemerintah akan meningkatkan persentase campuran bahan bakar nabati ke dalam BBM jenis solar dari 20 persen pada B20, menjadi 35 persen.

“B20 menyedot CPO 9 juta, begitu berubah jadi B35 tambah 4 juta, jadi 13 juta disedot,” ujar Zulhas. (dam)

Exit mobile version