INDOPOS.CO.ID – Ketua Dewan Pakar Institute for Social, Economic, and Digital, Ryan Kiryanto sependapat bahwa Pertashop harus terus digulirkan. Pasalnya, kemitraan Pertamina tersebut dinilai bisa menjadi solusi yang tepat bagi ekonomi pedesaan dan pelosok terpencil. Bahkan Pertashop, menurutnya, bisa mencegah arus urbanisasi besar-besaran.
“Pertashop memang menjadi solusi yang tepat untuk bisa memberikan akses kepada kegiatan-kegiatan ekonomi di masyarakat desa atau daerah,” ujar Ryan kepada wartawan, Jumat (14/7/2023).
Menurutnya, Pertashop memang mampu menekan laju arus urbanisasi. Melalui Pertashop, masyarakat desa dan kawasan terpencil memiliki akses terhadap bahan bakar minyak (BBM) sebagai komoditas primer. Dalam konteks inilah Ryan sependapat, Pertashop menjadi bukti bahwa negara dan Pertamina hadir untuk memberikan energi.
“Kalau akses pada komoditas primer tersedia di daerah, bisa menahan arus urbanisasi juga. Sebab, arus urbanisasi terjadi karena sebagian saudara kita di kampung tidak dapat akses itu. Mau jadi pengemudi ojek nggak ada bensin, mau yang lain juga enggak bisa. Akhirnya pindah ke kota untuk cari pekerjaan,” jelas Ryan
Memang, bisa saja mereka mendapatkan BBM di kota. Namun jaraknya yang jauh akan menambah beban biaya.
“Masyarakat bisa frustrasi karena untuk membeli lima liter BBM saja harus menempuh jarak yang jauh ke kota. Saat kembali ke rumah, tersisa sedikit saja,” kata dia.
Dalam konteksi ini Ryan berpendapat kehadiran Pertashop membuat mobilitas petani, nelayan, dan masyarakat lain lebih dinamis. Misal, petani akan menjual hasil bumi, tentu memakai kendaraan untuk mengangkut. Begitu juga profesi lain, mobilitasnya terjaga jika BBM melalui Pertashop tersedia dengan baik.
“Itu akumulasi dan nilai ekonominya besar,” ujarnya.
Tidak hanya itu. Pertashop juga dinilai bisa mencegah lonjakan tingkat pengangguran. Menurut Ryan, para pengangguran di desa setidaknya bisa menjadi produktif dengan kehadiran Pertashop.
“Apes-apesnya orang di kampung yang gak punya sawah dan kebun bisa ngojek. Yang tadinya pengangguran terbuka atau tertutup, menjadi ada kerja karena mereka beraktivitas secara ekonomi,” tuturnya.
Begitupun Ryan berharap agar Pertamina dan pemerintah bisa menerapkan strategi yang baik.
“Pertamina dengan segala perangkat dan sumber daya manusia-nya bisa melakukan kajian lebih dalam, titik-titik mana yang masih blindspot dalam hal akses BBM. Jangan sampai di satu titik justru kebanyakan Pertashop, itu namanya oversupply. Yang oversupply itu harus direlokasi ke tempat-tempat yang demand tinggi tapi supply terbatas,” tutupnya.
Pendapat bahwa Pertashop harus dipertahankan dan diperluas, sebelumnya disampaikan pakar ekonomi dan bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Mudrajad Kuncoro.
Ia mengatakan, Pertamina harus terus menggulirkan program kemitraan Pertashop. Karena dengan demikian, ekonomi desa dan pelosok bukan hanya bertahan, tetapi ikut berkontribusi nyata terhadap peningkatan ekonomi nasional.
“Ini program bagus. Makanya harus diperluas dan menjangkau daerah-daerah yang membutuhkan, misalnya pesisir atau daerah pegunungan yang susah dapat pasokan energi,” kata Mudrajad.
Sebagai program kemitraan Pertamina, Pertashop tidak hanya menjangkau desa dan wilayah terpencil. Selain itu, Pertashop juga menjual produk yang sesuai standar resmi yang diatur UU. Pertashop juga menerapkan standar safety Pertamina, sehingga meminalisasi risiko kebakaran seperti yang sering terjadi pada penjual BBM eceran. (ibs)