PLN EPI Akan Pasok 2,2 Juta Ton Biomassa Ke 47 PLTU PLN Grup pada 2024

plnep

Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) akan memasok 2,2 juta ton kebutuhan biomassa di 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN Grup pada tahun ini. Foto: PLN EPI

INDOPOS.CO.ID – Subholding Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) pada tahun ini akan memasok 2,2 juta ton kebutuhan biomassa di 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN Grup. Volume ini naik 220 persen dibandingkan realisasi tahun 2023 sebesar 1 juta ton.

Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan kebutuhan biomassa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sebab, penggunaan biomassa ini mampu mereduksi emisi di PLTU, dan mengurangi porsi penggunaan energi fosil.

“Pada tahun ini kami akan memasok biomassa di 47 PLTU milik PLN Grup. Total kebutuhannya mencapai 2,2 juta ton. Ini naik signifikan dibandingkan realisasi tahun 2023,” kata dia.

Tak perlu khawatir, lanjut Mamit, sebab penggunaan biomassa tak akan mengerek biaya pokok produksi pembangkit. Harga biomassa yang terjangkau bahkan berbanding 1:1 dengan batubara membuat biomassa sangat ekonomis digunakan.

“Saat ini batubara USD5 – 6 Sen (sekitar Rp7.795 – Rp9.354) per kilo Watt hour (kWh). Biomassa juga setara dengan itu. Jika dibandingkan dengan EBT lain, biomassa ini yang paling murah,” tegasnya.

Reduksi emisi dari penggunaan biomassa ditahun ini ditargetkan bisa mencapai 2,4 juta ton CO2. Meningkat dibandingkan realisasi penurunan emisi pada tahun 2023 sebesar 1,05 juta ton CO2.

Pada tahun depan, akan ada 52 PLTU yang menggunakan biomassa dengan total kebutuhan hingga 10,2 juta ton biomassa.

Untuk bisa menjaga pasokan, berbagai upaya dilakukan oleh PLN EPI. PLN EPI melakukan pemetaan digital untuk mengindentifikasi potensi biomassa yang mendukung perencanaan pasokan sebesar 2,2 juta ton pada tahun 2024 dan 10,2 juta ton pada Tahun 2025.

Pada Februari 2023, PLN EPI bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Keraton Yogyakarta, dan masyarakat Gunung Kidul, memanfaatkan lahan seluas 30 hektare (ha) dengan penanaman 50 ribu pohon dan pembibitan saat ini siap tanam sebesar 50 ribu pohon. Dimana target panen perdana tahun 2025 sebesar 25 ton/ha/tahun.

“Langkah kerja sama ini sekaligus mampu mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. Memanfaatkan lahan tak terpakai, justru bisa memberikan dampak ekonomi sirkular bagi masyarakat,” jelas Mamit. (srv)

Exit mobile version