PLN EPI Dukung Transisi Energi

Mamit-Setiawan

Sekretaris Perusahaan Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Mamit Setiawan, dalam Diskusi Publik bertajuk ”Diskografi Ekonomi Vol.01: Menuju Transisi Energi Berkelanjutan", yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (Forkem) dan Yayasan Inspirasi Indonesia (YII), di Graha Sawala, Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/3/2024). Foto: Forkem

INDOPOS.CO.ID – Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI) hingga saat ini turut berkontribusi dalam upaya melakukan transisi energi.

Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan, sesuai manat Restrukturisasi Holding Subholding PLN mampu dituntaskan secara paripurna dengan tercapainya Holding Subholding secara legal (Legal End State) pada 30 Desember 2022 dan Legal Day-1 pada tanggal 1 Januari 2023

Ia menuturkan, kondisi sebelum adanya PLN EPI terdapat risiko unbalance diantara Supply and Demand serta inefisiensi di sepanjang value chain pasokan. Setalah adanya PLN EPI, ternyata fleksibilitas sebagai Single Point of Procurement mampu menyeimbangkan Supply and Demand.

Mamit menjelaskan, PLN EPI sendiri mempunyai visi menjadi solusi energi primer terintegrasi nomor 1 se-Asia Tenggara.

Adapun misi PLN EPI adalah menyediakan energi primer untuk memenuhi kebutuhan pembangkit tenaga listrik secara efisien, berkualitas tinggi, dan tepat waktu; Mengkonsolidasikan proses pengadaan dan logistik energi primer ke dalam ekosistem rantai pasok yang resilient; Memastikan perolehan sumber-sumber pasokan energi primer untuk menjamin security of supply; Menjalankan kegiatan usaha agar tumbuh berkelanjutan dengan prinsip tata kelola GRC (Governance, Risk, and Compliance) dan “a good steward of the environment”.

Mamit mengungkapkan, PLN EPI pada tahun ini akan memasok 2,2 juta ton kebutuhan biomassa di 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara milik PLN Grup. Volume ini naik 220 persen dibandingkan realisasi tahun 2023 sebesar 1 juta ton.

Kemudian, reduksi emisi dari penggunaan biomassa di tahun 2024 ditargetkan bisa mencapai 2,4 juta ton CO2 equivalen. Meningkat dibandingkan realisasi penurunan emisi pada tahun 2023 sebesar 1,05 juta ton CO2 equivalen.

“Pada 2024 kami juga menargetkan implementasi cofiring di 47 PLTU, naik signifikan dibanding realisasi 2023 yang hanya 43 PLTU,” ujar Mamit, dalam Diskusi Publik bertajuk ”Diskografi Ekonomi Vol.01: Menuju Transisi Energi Berkelanjutan”, yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (Forkem) dan Yayasan Inspirasi Indonesia (YII), di Graha Sawala, Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/3/2024). (rmn)

Exit mobile version