INDOPOS.CO.ID – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mencatatkan pendapatan USD103,32 juta dan laba bersih USD47,49 juta pada kuartal I tahun 2024
Realisasi pendapatan ini lebih tinggi 4,1 persen dari target pendapatan year to date yang dipatok dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan tahun 2024. Pada kuartal I-2024 ini, PGE juga mampu menjaga margin laba bersih di tingkat yang masih sangat tinggi, yaitu 46 persen, mempertahankan tren profitabilitas yang tinggi selama ini.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi menyatakan, kinerja yang kuat di kuartal I-2024 ini memantapkan fondasi PGE untuk terus menggarap energi panas bumi di Indonesia yang memiliki sumber daya sangat besar.
Julfi menyebut, 14 lapangan panas bumi yang dikelola PGE di Indonesia diperkirakan memiliki sumber daya hingga 3 GW yang sebagian besar berlokasi di Jawa dan Sumatera sebagai pusat aktivitas utama ekonomi Indonesia.
“Kita punya sumber daya panas bumi sampai 3 GW yang bisa saya katakan sebagai sumber daya terbaik,” kata Julfi kepada media dalam acara Media Briefing Kinerja Keuangan Kuartal I-2024 bertajuk ‘Kinerja Kuat yang Didukung oleh Optimalisasi Operasi’ di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Menurutnya, dengan sumber daya yang begitu besar, hanya panas bumi yang bisa menggantikan bahan bakar fosil. Transisi energi menuju energi terbarukan sulit dijalankan tanpa geotermal sebagai satu-satunya energi terbarukan yang menjadi pembangkit base-load.
Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio menegaskan, performa keuangan PGE di kuartal I-2024 cukup stabil dalam merealisasikan visi perusahaan sebagai perusahaan dengan kapasitas pembangkitan 1 Gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan.
“Alhamdulillah, sepanjang kuartal I-2024 kita mampu mempertahankan kinerja yang solid dan stabil, cukup sejalan dengan misi untuk membawa PGE menuju 1 GW company di 2026,” ucapnya.
Penyerapan belanja modal secara menyeluruh di kuartal I-2024 mencapai 25 persen, selaras dengan target yang ditetapkan oleh PGE. Dari aspek pengembangan dan pemeliharaan, belanja modal PGE di kuartal I-2024 meningkat 136,03 persen dibanding periode yang sama di tahun 2023 yang hanya USD18,08 juta.
Sementara itu, Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani menggarisbawahi posisi Indonesia sebagai produsen energi geotermal kedua terbesar di dunia. Ahmad memaparkan, kapasitas produksi PGE di lima wilayah kerja kunci, yaitu Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Lumut Balai, dan Karaha, menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
“Secara garis besar, kinerja produksi pada kuartal I-2024 mencapai 1.208 GWh, mengalami peningkatan 2,6 persen secara y-on-y dari periode yang sama pada 2023,” jelasnya.
Ke depannya, PGE juga mendorong pertumbuhan produksi melalui de-bottlenecking utilisasi fasilitas Ulubelu, peningkatan kapasitas area Lahendong dan Ulubelu, serta proyek perawatan besar-besaran menuju kuartal II-2024. PGE secara konsisten juga terus melakukan ekspansi untuk menambah kapasitas pembangkitan sebesar 340 Megawatt (MW) untuk dua tahun ke depan.
“Untuk mencapai target itu, PGE terus mengembangkan berbagai proyek panas bumi seperti ekstensi Hululais, Seulawah, Way Ratai, dan Kotamobagu. Kami membidik penambahan kapasitas 55 MW di akhir tahun, yang akan didukung dengan pembangkit Lumut Balai Unit 2,” ujar Ahmad. (srv)