INDOPOS.CO.ID – Hampir seharian berpuasa membuat seseorang “balas dendam” untuk makan dan minum sebanyak-banyaknya saat buka puasa. Alih-alih menginginkan manfaat puasa bagi kesehatan, namun kalap makan justru bisa mendatangkan berbagai masalah pada tubuh.
Menurut Tirta Mandira Hudhi atau sapaan karibnya dr Tirta, saat berbuka puasa sangat penting untuk makan secara perlahan, menghindari makan dengan kandungan lemak jenuh yang dapat memicu kolesterol tinggi.
Makan secara perlahan membantu kinerja pencernaan lebih mudah. Karenanya bagi seseorang yang berpuasa tidak makan berlebihan atau secukupnya.
“Kamu berpuasa itu bukan balas dendam makan, ketika buka puasa kalap makan gorengan banyak, dari minyak-minyak jenuh yang digoreng berkali-kali. Terus makan sate, jeroan, daging, yang mengandung santan,” kata dr Tirta dalam kalan YouTube miliknya Tirta PengPengPeng dilihat, Kamis (23/3/2023).
Sebab tubuh seseorang itu ada batasnya, jika terlalu banyak makan. Dengan demikiam lemak-lemak itu akan diolah dan membebani kerja hati dan empedu. “Otomatis bukannya sehat, akhirnya kadar kolestrolnya jadi tinggi,” ujar Tirta.
Kondisi umum kadar kolesterol seseorang cukup dilihat dari kolesterol total dan HDL. Apabila kadar kolesterol total kurang dari 200 mg/dL, maka masih di batas normal. Namun, jika mencapai 200-239 mg/dL termasuk batas tinggi.
“Gejala (kolestrol tinggi) pertamanya badan pegal-pegal, tidak fokus dan paling tidak enak tensi darah menjadi tinggi. Ini lah yang harus dihindari,” beber pria Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu.
Setiap orang yang berpuasa membutuhkan makanan saat buka puasa dengan gizi seimbang, kaya nutrisi agar tetap berenergi. Paling penting minum air putih saat buka puasa.
“Kamu harus makan yang seimbang. Jadi ketika buka puasa kamu batalin terlebih dahulu, pakai air putih dengan suplai energi. Nah, kamu jangan kalap,” imbaunya.(dan)