Untung Rugi Perseteruan Puan dan Ganjar Bagi PDIP

puan - ganjar

Puan Maharani - Ganjar Pranowo. Foto: Capture Instagram

INDOPOS.CO.ID – Perseteruan mulai memanas di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) jelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024.

Ada dua kandidat yang diduga kuat diproyeksikan untuk maju sebagai Calon Presiden (Capres) dari PDIP di 2024 mendatang.

Untung dan rugi pasti menjadi perhitungan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP dalam menakar Puan Maharani dan Ganjar Pranowo yang digadang-gadang sebagai kandidat terkuat.

Sejauh ini, Ganjar diunggulkan dalam setiap survei politik dibandingkan Puan Maharani yang kini menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pengamat Komunikasi Politik dan Media, Alamsyah mengatakan, kandidat politik yang masih dalam posisi bakal calon untuk bertarung pada Pemilu 2024, mulai membangun proyek rintisan sosialisasi politik untuk berkompetisi.

Ia menilai, perseteruan internal PDIP antara Puan dan Ganjar bisa menjadi bagian dari proyek rintisan popularitas politik menuju Pilpres 2024.

Sebab ada beberapa aspek politik yang harus dikejar oleh kandidat, ketika ingin bertarung pada kontestasi Pemilu.

“Itu bagian dari komunikasi politik yang cukup besar untuk membangun popularitas di ruang publik. Untuk popularitas inilah yang tengah dikejar sehingga nanti akan diukur lewat survey apakah laik untuk diusung atau tidak,” katanya saat dihubungi, Rabu (16/2/2022).

Menurutnya, langkah praktis sudah dimainkan PDIP guna membangun komunikasi politik secara tidak langsung dengan publik dan untuk menarik perhatian publik menuju Pilpres 2024. “Secara tak langsung lagi diukur tingkat popularitasnya di ruang publik,” ucapnya.

Untuk saat ini, Alamsyah yang merupakan Dosen di Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang itu menyebutkan, sejauh ini belum dapat diprediksi untung dan rugi dari perseteruan Puan dan Ganjar.

Terlebih, waktu menuju pencalonan Pilpres masih relatif panjang lantaran ada waktu dua tahun lagi.

“Belum bisa diprediksi seberapa besar atau tidaknya keuntungan maupun kerugiannya, karena ketika komunikasi politik itu bersifat praktis tentu kita akan bicara kemenangan politik yang dikejar dan eskalasinya tentu perdetik bisa berubah,” terangnya.

Ia menuturkan, tolak ukur yang menjadi penentu PDIP dalam mengusung Capres adalah potensi kemenangan. Sehingga Megawati tidak akan terburu-buru dalam menegaskan usungannya.

“Masih ada faktor yang perlu dipertimbangkan lainnya juga seperti membaca kekuatan pesaing politik seperti capres atau cawapres yang diusung oleh parpol lainnya. Jadi, saya rasa bu Mega itu ya masih wait and see –lah,” tuturnya.

Tetapi di sisi lain, PDIP akan mengalami perpecahan dukungan politik jika Ganjar Pranowo berlabuh dan dicalonkan dari partai lain.

Mengingat, Ganjar selalu diunggulkan jika melihat minat masyarakat. Sedangkan Puan, dinilai memiliki kekuatan pada internal PDIP.

“Yang pasti terpecahnya dukungan politik. Pak Ganjar itu kan kader parpol yang boleh dikatakan memiliki pendukung yang tidak bisa dianggap kecil juga,” jelasnya. (son)

Exit mobile version