INDOPOS.CO.ID – Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan tak mempermasalahkan kebijakan partai politik dalam menentukan arah politiknya untuk bergabung atau tidak di pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya.
Bagi Dahnil, apapun posisi yang diambil adalah bekerja sama untuk rakyat. Hal itu diutarakannya dalam menanggapi pernyataan politisi PDIP Arya Bima bahwa PDIP pernah punya pengalaman menjadi oposisi selama 10 tahun di era SUsilo Bambang Yudhoyono (SBY)
“Bekerjasama untuk rakyat. Bisa bersama2 di Dalam Pemerintahan, atau menjadi kelompok penyeimbang, penekan pemerintah dari luar pemerintahan,” cuit Dahnil di akun X-nya, @Dahnilanzar, Minggu (28/4/2024).
Dalam cuitan ini, lanjut Dahnil, ia pun mendoakan kesuksesan untuk Arya Bima yang telah mencuit pernyataan itu.
“Sukses selalu mas. Salam Hormat,” tutup Dahnil dalam cuitannya dimana Indopos.co.id juga sudah meminta izin untuk memberitakannya.
Sementara Arya Bima dalam cuitannya sebagaimana yang diunggah oleh Dahnil menjelaskan bahwa Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto harus memahami apa pun keputusan yang diambil oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.
“Kalau toh Bu Mega menetapkan @PDI_Perjuangan di luar pemerintahan, saya kira Pak @prabowo bisa memahami,” cuit Arya Bima dalam akun X-nya, @ariabima99.
Aria Bima yang saat ini menjabat sebagai anggota Komisi VI DPR RI juga menambahkan bahwa PDIP terbukti berpengalaman menjadi partai oposisi selama sepuluh tahun di era pemerintahan SBY.
“Karena peran PDI Perjuangan di luar pemerintahan selama 2004-2014 banyak diapresiasi dalam meningkatkan kualitas berdemokrasi kita,” tutupnya. (dil)