Metode “Cuci Otak” Terawan Masih Diminati Masyarakat

cuci otak

Putra pertama Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba, Muhammad Thoriq Kasuba (keuda dari kiri) menemani ayahnya melakukan terapi DSA di RSPAD Jakarta. Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID – Terapi cuci otak menggunakan digital subtraction angiography (DSA) oleh dr. Terawan Agus Putranto masih diminati masyarakat. Kendati Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mempersoalkan metode terapi tersebut.

Hal tersebut tampak terlihat dari aktifitas pasien yang keluar masuk ruang tindakan DSA di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat mulai dari pagi hingga siang hari, Kamis, (7/4/2022).

Salah satu pasien yang melakukan DSA siang tadi adalah Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba yang datang didampingi istri dan anaknya.

Menurut salah satu keluarga, Gubernur Abdul Gani mengalami gangguan keseimbangan sehingga perlu dilakukan tindakan DSA.

“Kami pernah merasakan manfaat DSA setelah dilakukan tindakan di tahun 2016 dan 2020,” kata putra pertama gubernur, Muhammad Thoriq Kasuba dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (7/4/2022).

Dalam kurun waktu antara 10 sampai 20 menit, dr. Terawan tampak melakukan tindakan DSA ke para pasien dari ruang satu ke ruang lainnya.

Sementara di selasar depan ruangan, banyak pasien yang menunggu untuk dapat masuk ke dalam ruang praktek. Hal tersebut pun dialami pasien lain asal Cilacap, Jawa Tengah.

“Di dalam ruangan Pak Terawan sudah banyak orang, jadi kami nunggu di luar,” ujar Maya Damayanti (40) asal Cilacap.

Menurut Maya Damayanti, orang tuanya merasakan betul manfaat dari terapi DSA. “Usai di DSA dokter Terawan, papa saya jalannya jadi ringan. Padahal sebelumnya berat untuk melangkah,” ungkap Maya. (dan)

Exit mobile version