Koalisi Parpol Pakai Pola Lama, Pilpres 2024 Tak Banyak Perubahan

pemilu

Ilustrasi pemilihan umum (Pemilu). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai, pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 tidak akan banyak menghasilkan perubahan secara fundamental. Poros koalisi yang ada masih menggunakan pola lama.

Apalagi, jika melihat dari sejumlah kandidat yang mengemuka ke tengah publik, saat ini semuanya masih memegang nilai lama.

“Jadi pilpres 2024 sebenarnya hanya ajang perebutan status quo saja. Ini soal siapa dapat apa dan bagaimana porsi pembagiannya. Jadi koalisi yang terbangun antar parpol nantinya masih pakai pola lama,” kata Ujang melalui gawai, Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Belum lagi, karakteristik sebagian orang di Tanah Air, merupakan pemilih yang masih mengedepankan preferensi politik berbasis identitas, seperti suku, agama dan ras.

“Mayoritas pemilih kita kan coraknya emosional dalam artian memilih, karena atas dasar perasaan bukan penalaran,” tutur Ujang.

Ilustrasi Pemilu. Foto: Ist

Maka, tidak heran jika kandidat yang muncul masih diterima oleh masyarakat bercorak pemilih emosional. “Jadi ngga ada yang bisa diharapkan adanya perubahan pemimpin nanti alias kita akan berada pada fase status quo,” nilainya.

Ia mengajak, masyarakat lebih jeli dan cerdas menentukan pilihannya pada Pilpres 2024 mendatang. Waspada terhadap calon pemimpin yang hanya mengandalkan isu-isu emosional. Di antaranya intoleransi, kemiskinan, mayoritas-minoritas dan lainnya.

“Jangan sampai kita terjebak janji-janji manis. Kita harus belajar isu-isu semacam itu selama ini menjauhkan kita sesama anak bangsa satu sama lain dan membuat kita terjebak dalam fase kebencian tak berkesudahan,” imbuhnya. (dan)

Exit mobile version