Ini Dua Hambatan Cak Imin Sulit Diduetkan dengan Prabowo

Muhaimin

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. (Twitter/Muhaimin Iskandar)

INDOPOS.CO.ID – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Gerindra sepakat membangun koalisi untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kemungkinan PKB menduetkan Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dengan Prabowo Subianto.

Menurut pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti, sekali pun kedua partai politik itu bekerja sama, namun soal komposisi capres-cawapres belum tentu Prabowo-Cak Imin.

Sebab, tingkat ketertarikan publik terhadap Cak Imin masih rendah. Meski segala macam cara tengah dilakukan parpolnya untuk menggenjot elektabilitasnya.

“Akan sulit. Elektabilitas Cak Imin, bahkan untuk cawapres sekalipun, terlihat sangat rendah. Berbagai upaya menggerek popularitas dan elektabilitas Cak Imin telah dan sedang dilakukan, tapi belum juga merangkak naik,” kata Ray saat dihubungi, Jakarta, Selasa (5/7/2022).

Ia mengemukakan, ada dua hambatan Cak Imin mendulang suara. Pertama, suara Nahdlatul Ulama (NU) nampak tidak solid ke PKB, apalagi ke Cak Imin.

Pertemuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) pada Sabtu (18/6/2022). Foto: Instagram/@cakiminow

“Perseteruan diam-diam Cak Imin dengan Ketum PB NU saat ini, tentu salah satu faktor dominannya kerenggangan NU dengan PKB,” tutur Ray.

Hambatan kedua, PKB sendiri menjadi kurang menarik di kalangan kaum intelektual dan aktivis demokrasi setelah Cak Imin menggulirkan ide tiga periode presiden. “Ide yang sama sekali tidak didukung oleh argumen yang kuat dan rasional,” kritiknya.

Ia menambahkan, berjaraknya dua komponen pemilih tersebut, maka sulit bagi PKB menaikkan elektabilitas, apalagi Cak Imin. “Dengan begitu, Prabowo akan mengalami persoalan serius bila memilih Cak Imin sebagai cawapres,” imbuhya. (dan)

Exit mobile version