Kasus Brigadir J, Mahfud MD: Ada Psiko-Hierarki dan Psiko-Politis

mahfud

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. (YouTube Kemenko Polhukam RI)

INDOPOS.CO.ID – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan, kasus baku tembak sesama polisi yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J bukan kriminal biasa.

Hal tersebut diutarakan saat menerima kedatangan Samuel Hutabarat, ayah dari Brigadir Yoshua bersama rombongan tim advokat Hutabarat Lawyers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2022).

“Saya katakan, maaf ini tidak sama dengan kriminal biasa, sehingga memang harus bersabar karena ada psiko-hierarki, ada psiko-politisnya. Jadi kalau seperti itu secara teknis penyidikan itu sebenarnya katanya gampang,” kata Mahfud MD di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Ia mengaku sudah mencatat semua pernyataan yang disampaikan oleh ayah polisi muda itu mengenai kematian anaknya. Tentu ia tak bisa mengintervensi proses penyidikan kasus tersebut.

“Mereka menyampaikan keluhan dan pandangan bahkan, dan keyakinan dari sisi mereka soal peristiwa di rumah Kadiv Propam Pak Sambo, dari sisi mereka,” ucap Mahfud MD.

Satu ajudan dan pengurus rumah Kadiv Propam Polri Nonaktif, Irjen Ferdy Sambo tiba di kantor Komnas HAM, Jakarta untuk menjalani pemeriksaan terkait peristiwa baku tembak sesama polisi. (Indopos.co.id/Dhika Alam Noor)

“Saya catat semua dan saya tidak berpendapat tentang kasus itu, saya hanya mencatat karena soal pendapat dan proses itu saya tidak boleh ikut campur,” tambahnya.

Dalam perkara tewasnya Brigadir J, tugasnya adalah hanya mengawal. Itu sesuai dengan amanah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berulang kali menyatakan bahwa harus transparan dan objektif.

“Tugas saya adalah mengawal kebijakan atau arahan Presiden bahwa harus dibuka dengan benar,” ujar Mahfud.

Meski telah mengantongi sejumlah informasi, pandangannya tidak akan mempengaruhi proses hukum yang sedang berjalan.

“Saya punya catatan lengkap, dari keluarga ada, dari intelijen ada, dari purnawirawan polisi ada, dari Kompolnas ada, dari Komnas HAM ada, dari LPSK ada, dari sumber sumber perorangan di Densus, BNPT saya tanya semua dan tentu saya punya pandangan nantinya,” imbuhnya.

Baku tembak itu melibatkan Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan rekannya Bhayangkara Dua (Bharada) E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Akibat kejadian itu Birgadir J dilaporkan meninggal dunia. (dan)

Exit mobile version