Korban Pemerkosaan Berisiko Tinggi HIV/AIDS, Begini Penjelasan Dokter?

kekerasan seksual

Ilustrasi kekerasan seksual. (Freepik)

INDOPOS.CO.ID – Anak perempuan inisial JA berusia 12 tahun asal Medan, Sumatera Utara menjadi korban pemerkosaan hingga terpapar HIV/AIDS. Pelaku pemerkosaan diduga ialah pacar sang ibu hingga adik neneknya sendiri.

Saat ini, korban menjalani perawatan intensif di rumah sakit dibawah pengawasan Perhimpunan Tionghoa Demokrat Indonesia (PERTIDI) dan Yayasan Peduli Anak Terdampak HIV.

Kejadian pilu itu mendapat perhatian dari pakar kesehatan, sekaligus dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban. Ia mengatakan, risiko terinfeksi HIV karena pemerkosaan sangatlah tinggi.

Dalam studi The Rape Impact Cohort Evaluation (RICE) di Durban, Afrika Selatan, beberapa waktu lalu menunjukan, bahwa perempuan yang menjadi korban pemerkosaan memiliki 60 persen peningkatan risiko tertular HIV.

“Karena pemerkosaan hampir pasti tidak memakai kondom dan terjadi secara paksa, sering disertai kekerasan yang menyebabkan risiko penularan menjadi lebih tinggi,” kata Zubairi dalam akun Twitter pribadinya, Jumat (16/9/2022).

Ilustrasi kekerasan seksual terhadap perempuan. Foto: Capture Instagram

Mengenai penanganan awal, menurutnya dokter akan melakukan tes HIV untuk memeriksa status pasien. Tapi jika sifatnya mendesak, dokter bisa memulai terapi obat tersebut, sembari menunggu hasil tes atau jika fasilitas tes belum tersedia.

“Harus fokus kepada kesehatan psikososial dan kesehatan seksual. Biasanya rumit, karena korban pemerkosaan rentan putus perawatan karena mengalami trauma berkepanjangan,” ujar Zubairi.

Ia mendorong, agar pengobatan kepada korban harus diupayakan segera. “Ada kombinasi dari tiga obat antiretroviral untuk mencegah virus berkembang biak,” imbuh Zubairi.

Ketua Umum Perhimpunan Tionghoa Demokrat Indonesia (PERTIDI) David Andreas mengemukakan, peristiwa buruk lain harus dialami anak itu yakni, dijual ke lelaki hidung belang sejak berusia 7 tahun hingga sekarang menginjak usia 12 tahun.

“Korban diduga dijual kepada lelaki hidung belang sejak berusia 7 tahun hingga saat ini usia 12 tahun,” tutur David. (dan)

Exit mobile version