Baru Tahap Ujicoba, DPR: Konversi Kompor Gas ke Listrik Jangan Bebani Masyarakat

Baru Tahap Ujicoba, DPR: Konversi Kompor Gas ke Listrik Jangan Bebani Masyarakat - kompor - www.indopos.co.id

Ilustrasi (dok INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Pemerintah terus berupaya menurunkan angka impor elpiji dari luar negeri. Salah satunya melalui konversi kompor gas elpiji ke kompor induksi (listrik).

“Kami ingin solusi ini tidak memberatkan masyarakat. Kan kelebihan (surplus) produksi daya listrik ini sudah lama,” ujar Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto secara daring, Senin (26/9/2022).

Ia mengatakan, perencanaan listrik untuk demand 7 persen. Namun praktiknya hanya 5 persen. Kondisi tersebut diperburuk dengan pandemi Covid-19.

“Industri bisa kita dorong, ini bisa menjadi solusi. Kemudian masyarakat menengah ke atas didorong dengan insentif atau dengan SPBU listrik,” bebernya.

Legislator PKS ini menegaskan, apabila kemudian kebijakan konversi kompor listrik diberlakukan, harus menggunakan bahan baku dari dalam. Jangan kemudian kompor berasal dari impor.

“Kalau bisa kompor berasal dari produksi dalam negeri,” ungkapnya.

Ilustrasi listrik (PLN for INDOPOS.CO.ID)

“Apalagi pembagian kompor listrik gratis menjelang Pilpres 2024 ini sangat rawan,” imbuhnya.

Apalagi, dikatakan dia, program kompor induksi tidak berkaitan dengan program green energi. Sebab, surplus produksi listrik sumber bahan bakunya masih belum masih menggunakan batu bara.

“Untuk program ini baru tahap ujicoba (300 ribu di 2 Provinsi), tentu hasilnya untuk bahan evaluasi,” ucapnya.

“Selama kompornya gratis, harga subsidi, naik daya gratis dan masyarakat tidak terbebani, program ini bisa diberlakukan,” imbuhnya. (nas)

Exit mobile version