Tak Saling Menyalahkan, Penanganan Insiden Kanjuruhan Harus Simultan

Suporter-di-stadion-sepakbola

Tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim pecah. Foto : dok/Indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan, Malang perlu penanganan yang tidak biasa dan simultan. Tetapi harus melibatkan banyak pihak untuk mencari apa yang salah, dan bukan sekedar siapa yang salah.

Pernyataan tersebut diungkapkan Founder Football Institute Budi Setiawan melalui gawai, Minggu (2/10/2022). Terkait penyelenggaraan, menurut dia, maka Arema dan PSSI sebagai otoritas tertinggi sepakbola Indonesia harus bertanggung jawab.

“Penyelenggara kompetisi dalam hal ini PT. LIB (Liga Indonesia Baru) pun harus bertanggungjawab. Bentuknya seperti apa? Apa cukup hanya dengan menghentikan kompetisi selama 1 minggu!” tegasnya.

“Apalagi jumlah korban jiwa sudah mencapai hampir 200 korban jiwa,” imbuhnya.

Menurut dia, dalam situasi seperti ini semua saling tuding dan belum ada yg secara ksatria menyatakan ‘saya bertanggung jawab’. Apalagi hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari manajemen Arema dan PSSI.

Insiden stadion Kanjuruhan Malang
Foto: dok/indopos.co.id

“Saya ucapkan belasungkawa mendalam atas tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, tragedi kemanusiaan Kanjuruhan pecah setelah semua pihak saling tuding. Pihak kepolisian menilai tindakan supporter Aremania anarkis, karena masuk ke dalam lapangan dan memukuli petugas.

Sementara, Aremania mengatakan polisi keterlaluan, melempar gas air mata ke tribun penonton. Sedangkan, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, Panitia pelaksana (Panpel) menjual tiket melebihi kapasitas. Dan Menpora Amali mengatakan, harus ada yang bertanggung jawab dalam tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan, Malang. (nas)

Exit mobile version