190 Anak Meninggal, Epidemiolog: Obat Penawar Gagal Ginjal Akut Tak Terlalu Membantu

ginjal

Ilustrasi organ ginjal. Foto: Freepik

INDOPOS.CO.ID – Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane menyorot penanganan kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) di Indonesia pada anak. Pemerintah mengklaim kasus baru menurun, namun angka kematiannya justru meningkat.

Data terbaru kasus gagal ginjal akut mencapai 323 hingga, Kamis (3/11/2022). Peningkatan kasus tersebut terjadi sejak akhir Agustus, September dan Oktober 2022. Sementara pasien meninggal tercatat 190 orang.

“Padahal pak Menkes (Budi Gunadi Sadikin) bilang angkanya turun, kok kematiannya malah meningkat,” kata Masdalina melalui gawai, Jakarta, Sabtu (5/11/2022).

Menurutnya, permasalahan utama menghadapi penyakit gagal ginjal akut klasik yaitu terlambat mendeteksi, padahal sudah sejak Juli 2022 kasus meningkat di Jakarta, tetapi baru Oktober tergopoh-gopoh merespons.

Ilustrasi organ ginjal. Foto: Freepik

“Harusnya adalah cepat mendeteksi hati-hati beri respons,” ujar Masdalina.

Ia mencatat buruknya skema penanganan yang terjalin antarlembaga maupun kementerian. Maka tak jarang informasi yang disampaikan kepada masyarakat dinilai semrawut.

“Juga kurangnya koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait gangguan ginjal akut ini. Sehingga sering terjadi simpang siur informasi antarinstitusi,” nilai Masdalina.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan telah membeli obat antidotum dengan merek Fomepizole dari Singapura untuk pasien gagal ginjal akut progresif atipikal. Ada ratusan obat penawar tersebut, harga satu vial berkisar Rp16 juta.

Ia menyinggung klaim pemerintah bahwa obat penawar tersebut mampu menekan angka kematian. Namun, temuan di lapangan masih banyak pasien gagal ginjal nyawanya tak tertolong.

“Katanya obat yang dibeli 16 juta per vial kemarin efektif. Kalau banyak yang meninggal artinya tidak terlalu membantu,” kritik Masdalina.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril mengatakan, penggunaan fomepizole berdampak positif bagi pasien gagal ginjal akut, bahwa 95 persen pasien anak di RSCM menunjukkan perkembangan yang terus membaik selama mendapatkan terapi.

“Fomepizole menjadi bagian dari terapi pengobatan, dan diberikan secara gratis kepada pasien. Kami tidak lakukan komersialisasi obat,” ucap Syahril. (dan)

Exit mobile version