Sempat Cek Depan Rumah, Eks Ajudan Sambo Dengar 3 Kali Suara Tembakan

sambormh

Tempat Kejadian Perkara (TKP) penembakan Brigadir Nofriansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, Inspektur Jenderal Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan nampak dipasangi garis polisi. Foto: Dhika Alam Noor/INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Salah satu saksi Adzan Romer, yang dihadirkan dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J mengaku mendengar beberapa kali suara tembakan di rumah kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Rumah yang dimaksud ialah milik eks Kepala Divisi (Kadiv) Profesi dan Pengamanan (Propam) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Inspektur Jenderal (Irjen) Ferdy Sambo. Hal tersebut disampaikan saat memberikan kesaksian untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Semula ia mengira, bunyi tembakan itu berasal dari arah depan rumah. Sehingga langsung mencari sumber suara tersebut. Terlebih kala itu posisinya berada di luar rumah.

“Setelah saya mendengar suara tembakan, saya langsung cek senjata langsung saya kokang. Saya pikir tembakan dari arah depan, jadi saya pikir rumah kita ini ditembakin dari depan,” kata Romer menjawab pertanyaan JPU di PN Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).

Jaksa Penuntut Umum (JPU) kembali menanyakan, saudara saksi melihat ke arah depan?. Romer menjawab pertanyaan tersebut.

“Melihat ke depan pak, setelah melihat ke depan saya kembali ke belakang ke garasi, kemudian ke kamar mandi saya analisa saya ke dalam,” ucap Romer.

Tempat Kejadian Perkara (TKP) penembakan Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Inspektur Jenderal (Irjen) Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan nampak dipasangi garis polisi. (Dhika Alam Noor/INDOPOS.CO.ID)

JPU melempar pertanyaan kembali, apakah tidak merasa aneh?. Kenapa saudara saksi tidak masuk ke dalam?. “Karena suaranya seperti dari depan, suaranya di pojok depan,” ucap Romer.

Pertanyaan lainnya, berapa kali mendengar suara muntahan timah panas itu. Romer menjawab seraya memperagakan bunyi tembakan. “Yang pertama saya dengar tiga, dum dum dum. Saya cek ke depan,” jelasnya.

Brigadir J meregang nyawa usai ditembak Bhayangkara Dua (Bharada) Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada, Jumat (8/7/2022) lalu. Berdasar dakwaan JPU, kejadian itu melibatkan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Ricky Rizal dan Bharada E.

Akibat perbuatannya tersebut, lima terdakwa itu disangkakan melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 KUHP.

Sementara saksi yang dihadirkan JPU hari ini selain Romer, di antaranya Daden Miftahul Haq (ajudan), Alfonsius Dua Lureng (Security), Abdul Somad (ART), Marjuki (Security Komplek), Diryanto/ Kodir (ART), Prayogi Iktara Wikaton (Supir), Farhan Sabilillah (anggota Polri), Susi (ART), serta Damianus Laba Kobam/Damson (Security). (dan)

Exit mobile version