Masyarakat Cenderung Puas Atas Kinerja Jokowi dan Tidak Puas dengan Kinerja Ma’ruf Amin

Masyarakat Cenderung Puas Atas Kinerja Jokowi dan Tidak Puas dengan Kinerja Ma'ruf Amin - abdul hakim ms1 - www.indopos.co.id

Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim, MS. Foto: Dokumen SSI

INDOPOS.CO.ID – Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat tinggi. Hasil survei Skala Survei Indonesia (SSI) 53,8 persen masyarakat menyatakan puas, sementara 9,8 persen menyatakan sangat puas.

“Responden berasalan karena banyak bantuan yang diberikan sebanyak 26 persen,” kata Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim, MS dalam akun YouTube, Minggu (20/11/2022).

Selain itu, lanjut dia, responden yang menyatakan puas karena kinerja pemerintahan Jokowi terbukti bagus sebanyak 20,1 persen dan 9 persen karena pembangunan merata.

“Jokowi dinilai dekat dengan rakyat sebanyak 8,1 persen dan 7,6 persen karena Jokowi berhasil melakukan pembangunan infrastruktur,” kata Hakim.

Sementara, sambungnya, ada 25,1 persen responden menyatakan tidak puas dan 3,8 persen menyatakan sangat tidak puas.

“Alasan masyarakat tidak puas karena harga kebutuhan pokok semakin mahal 21,3 persen, sulit lapangan pekerjaan 10,7 persen,” bebernya.

Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim, MS. Foto: Dokumen SSI

Sementara, tutur Hakim, sebanyak 10,4 persen karena tidak mampu mengatasi masalah ekonomi, bantuan tidak merata/tidak tepat sasaran 8,4 persen, harga bahan bakar minyak (BBM) selalu naik/mahal 6,6 persen.

Dan, belum dapat mengatasi kemiskinan 6,3 persen, kinerja tidak terbukti/tidak ada perubahan 5,5 persen, kurang tegas 4,6 persen,” ujarnya.

Hakim menambahkan, untuk tingkat kepuasan terhadap kinerja Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden, responden menyatakan sangat puas 3,9 persen dan puas 20,3 persen. Alasan masyarakat puas karena kinerjanya bagus 41,0 persen, banyak bantuan 13,1 persen, merakyat 8,6 persen.

“Yang menyatakan tidak puas 30,2 persen, sangat tidak puas 6,2 persen. Alasan mereka karena kinerja tidak terbukti/tidak ada perubahan 67,7 persen, tidak mampu mengatasi masalah ekonomi 5,0 persen dan sulitnya lapangan pekerjaan 2,8 persen,” ungkapnya. (nas)

Exit mobile version