Soal Perbedaan Data Korban Gempa Cianjur, Begini Penjelasan BNPB

Kerusakan-Gempa-Cianjur

ilustrasi pasca gempa di Cianjur (dok INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Selisih jumlah korban meninggal dunia pascagempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat dianggap merupakan hal wajar terjadi dalam proses pendataan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan data per Selasa (22/11/2022) pukul 09.55 WIB dilaporkan 103 orang meninggal dunia. Sementara berdasar surat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur menyebut ada 162 orang meninggal dunia sejak semalam.

“Dalam 1×24 jam pertama sebelum posko darurat terbentuk di lokasi terdampak, maka perbedaan data dan siapa yang berbicara itu biasa terjadi,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusdatinkom BNPB Abdul Muhari, Selasa (22/11/2022).

Mulai hari ini, Pusdatinkom BNPB dan Posko Tanggap Darurat Gempa Cianjur akan melaksanakan konferensi pers setiap hari pukul 17:00 WIB yang akan mengunci data pada hari berjalan.

Dampak Gempa Bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Foto: Istimewa

“Data resmi pemerintah terkait korban dan kerugian adalah data yang dirilis oleh BNPB,” ujar Abdul.

Menurut BNPB, jumlah penambahan korban meninggal dunia seperti disampaikan surat BPBD Cianjur masih memerlukan pemeriksaan ulang. Pihaknya terus mengumpulkan data korban jiwa dan kerusakan bangunan.

“Kami sudah crosscheck surat tersebut, dari BPBD menyampaikan tambahan 100 korban meninggal dunia belum bisa diverifikasi. Apabila ada perubahan data akan kami update lebih lanjut,” jelasnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat mengunggah data terbaru jumlah korban gempa Cianjur melalui akun media sosialnya. Data terbaru dilaporkan ratusan orang, berdasar temuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

“Per jam 21.00 (WIB), Dari call center BPBD Cianjur, korban bertambah yang meninggal dunia 162 jiwa,” kata Ridwan Kamil dalam akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Senin (21/11/2022).

Data penambahan tersebut dibarengi dengan jumlah korban luka, kerusakan bangunan hingga warga yang mengungsi di tempat aman.

“326 luka berat/ringan. 2.345 rumah rusak berat. 13.400-an pengungsi,” ungkap Ridwan Kamil.(dan)

Exit mobile version