Kemenkes Sebut Tak Ada Kasus Gagal Ginjal Akut Sejak 2 November

Organ-Ginjal

Ilustrasi gangguan organ ginjal. (Freepik)

INDOPOS.CO.ID – Pemerintah mengaku berfokus pada penyelamatan nyawa korban Gangguan Ginjal Akut Pada Anak (GG APA), sejak kasus ditemukan di Indonesia pada Agustus 2022 lalu.

Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan berbagai pihak mulai dari IDAI, BPOM, Ahli Epidemiologi, Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan berbagai pemeriksaan laboratorium memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Dalam pemeriksaan awal dilakukan pemeriksaan terkait bakteri, virus serta penyebab organik lainnya, kendati demikian hasil pengobatan belum optimal kasus baru dan kematian masih terus terjadi.

Langkah berikutnya mencari informasi lebih lanjut adanya kemungkinan zat toksik, akhirnya dilakukan pemeriksaan terhadap sisa sampel obat dikonsumsi pasien, kemudian ditemukan jejak senyawa berpotensi mengakibatkan gagal ginjal akut.

“Kemenkes secara aktif, terus melakukan pemantauan dan pelacakan kasus di masyarakat guna menemukan kasus gagal ginjal akut sedini mungkin,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (17/12/2022).

Salah satunya dengan melaporkan penyakit gagal ginjal akut pada anak maupun penyakit menular lainnya, melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK).

ilustrasi gangguan ginjal (dok INDOPOS CO.ID)

Apabila fasyankes tidak memiliki akun SKDR, bisa melaporkan ke Dinkes dengan mengisi Formulir Penyelidikan Epidemiologi (PE). Serta mengirimnya ke PHEOC melalui nomor WhatsApp 087777591097

Upaya ini membuahkan hasil diklaim sejak 2 November tidak ada laporan kasus, baik yang merupakan kasus baru maupun kasus lama yang dilaporkan. Secara total sebanyak 324 kasus GGAPA yang tercatat di Indonesia.

Sejak 18 Oktober terjadi penurunan kasus kematian dan kasus baru akibat GGAPA, terutama sejak diterbitkannya Surat Edaran Kementerian Kesehatan pada 18 Oktober 2022 untuk tenaga kesehatan dan Apotek agar menghentikan penggunaan obat sirop dan obat cair lainnya untuk anak.

“Angka Kematian GGAPA mengalami penurunan sejak digunakannya antidotum Fomepizole, yang diberikan secara gratis sebagai bagian dari terapi/pengobatan pada pasien,” tutur Nadia.(dan)

Exit mobile version