RSDC Wisma Atlet Berhenti Beroperasi Akhir Tahun, Epidemiolog Bilang Begini

Gedung-Wisma-Atlet

Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. Foto: Dokumen Setneg

INDOPOS.CO.ID – Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta resmi tutup operasional pada 31 Desember 2022. Keputusan tersebut dinilai cermat di tengah situasi Covid-19 cukup terkendali.

Penghentian operasional itu tertuang melalui surat bernomor kop B.404.N/KA BNPB/PD.01.02/11/202 yang diteken oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) TNI Suharyanto.

“Saya kira sudah tepat untuk ditutup, karena kondisi sudah sangat terkendali sepanjang tahun 2022,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane melalui gawai, Jakarta, Senin (26/12/2022).

Bagi seseorant terpapar Covid-19 dengan gejala ringan dapat menjalani isolasi mendiri di rumah. Sementara pasien yang menunjukan gejala berat harus dilarikan ke rumah sakit rujukan.

“Metode pengendalian standar juga tetap relevan dilakukan, artinya yang gejala ringan saja cukup isolasi di rumah, sementara yang sedang dan berat di rawat di rumau sakit,” ujar Masdalina.

Wisma Atlet, Foto: Dokumen Sekretariat Negara

Kasus harian Covid-19 di Indonesia terbilang cukup landai, terbukti jumlah kasus positif cenderung menurun. Namun, kondisi berbeda justru dialami sejumlah negara di benua Eropa, Amerika dan negara China.

“Kondisi saat ini juga sudah tidak darurat lagi, kecuali di beberapa negara yang masih cukup tinggi transmisinya seperti China, Amerika dan Eropa,” tutur Masdalina.

Jika dilihat penambahan kasus positif mingguan di dalam negeri, kasus aktif dan kematian mingguan mengalami penurunan konsisten dalam tiga pekan terakhir.

Kasus positif dan kasus aktif sempat naik selama empat pekan di akhir Oktober 2022, kasus positif per pekan naik dari 19 ribu kasus menjadi 46 ribu kasus per pekan dengan rata rata 6.500 kasus per hari.

Namun, kenaikan kasus di Indonesia tidak berlangsung lama. Empat pekan terakhir mengalami penurunan signifikan menjadi 10 ribu kasus per pekan, atau rata-rata sekitar 1.400 kasus per hari, dengan kasus aktif sekitar 29 ribu per hari.(dan)

Exit mobile version