Mahfud MD Prihatin Hasil Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Terburuk Sejak Reformasi

Mahfud-MD

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD memberikan tanggapan soal IPK Indonesia tahun 2022 menurun. Foto: Tangkapan layar YouTube Kemenko Polhukam RI.

INDOPOS.CO.ID – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD merasa prihatin hasil Corruption Percepcion Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2022 menurun. Penurunan tersebut paling drastis sejak era reformasi.

Transparency International Indonesia (TII) mengumumkan, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia padaMahfud MD tahun 2022 anjlok empat poin menjadi 34 dari sebelumnya 38 pada tahun 2021.

“Pada tahun (2022) IPK turun. IPK-nya dari 38 menjadi 34. Ini suatu keprihatinan karena kita dulu melakukan reformasi IPK itu (urutan) 20 pada tahun 1999,” kata Mahfud MD dalam kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Jumat (3/2/2023).

Kondisi tersebut menjadi salah satu hal yang menjadi kirasauan pemerintah, yang mengurusi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

“Setiap tahun naik sampai pada puncaknya tahun 2019 itu 39, lalu 38 dan tetap bertahan 38. Lalu sekarang turun menjadi 34,” tutur Mahfud MD.

IPK Indonesia dapat dikategorikan mengalami penurunan yang signifikan pada 2022. “Ini memang penurunan tertinggi, karena selama pemerintahan reformasi naik terus. Termasuk era pak Jokowi naik secara konsisten dan tiba-tiba turun,” keluhnya.

Hasil IPK tersebut menempatkan Indonesia kini berada di poisi 110 dari 180 negara di dunia. Padahal pada 2021, Indonesia menempati posisi ke-96 dari 180 negara.

Terlebih di Asia Tenggara Indonesia hanya unggul dari FIlipina dengan skor IPK 34 poin, Laos dengan 31 poin, Kamboja 24 poin, dan Myanmar 23 poin.

Bahkan skor IPK Indonesia tertinggal jauh dari negara Singapura yang mendapatkan skor 83 poin, Malaysia dengan 47 poin, Timor Leste dengan 42 poin, Vietnam dengan 42 poin dan Thailand dengan 36 poin.(dan)

Exit mobile version