Gempa Bumi Bermagnitudo 7,8 Guncang Turki dan Suriah, 195 Orang Tewas

Petugas-penyelamat

Petugas penyelamat dan tim medis berusaha menjangkau warga yang terjebak di bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Diyarbakir, Turki tenggara, Senin (6/2/2023) dini hari waktu setempat.(news.sky.com)

INDOPOS.CO.ID – Gempa bumi dengan magnitudo 7,8 telah mengguncang Turki dan Suriah. Berdasarkan catatan pihak berwenang, sebanyak 195 orang tewas akibat guncangan gempa yang dahsyat tersebut, Senin (6/2/2023) dini hari waktu setempat.

Gempa itu berpusat di Kota Pazarcik, di Provinsi Kahramanmaras sekitar 20 mil dari Gaziantep pada kedalaman 6 mil. Menurut laporan, terjadi lima kali gempa susulan yang kuat.

Setidaknya 76 orang telah dilaporkan tewas di Turki, 119 korban jiwa lainnya di Suriah dan ratusan lainnya terluka di kedua negara.

Beberapa bangunan telah hancur. Banyak orang berkumpul di jalan-jalan bersalju, menurut gambar di stasiun penyiaran negara Turki.

Petugas penyelamat dan penduduk menggunakan senter mencari korban melalui tumpukan puing-puing logam dan beton di salah satu kota yang dilanda bencana.

“Saya tidak pernah merasakan hal seperti ini selama 40 tahun hidup saya,” kata Erdem, warga Kota Gaziantep, Turki, seperti dilansir Sky News, Senin (6/2/2023).

“Kami terguncang paling tidak tiga kali dengan sangat kuat, seperti bayi di buaian,” tuturnya.

Gubernur Provinsi Osmaniye mengatakan sedikitnya 34 bangunan runtuh akibat gempa, sementara Gubernur Malatya mengatakan 130 bangunan runtuh di provinsinya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan di Twitter bahwa tim pencarian dan penyelamatan segera dikirim ke daerah yang dilanda gempa.

“Kami berharap dapat melewati bencana ini bersama-sama secepat mungkin dan dengan kerusakan yang paling sedikit,” tulisnya.

Sebuah bangunan runtuh setelah gempa bumi di Pazarcik, di Provinsi Kahramanmaras, Turki Selatan.(news.sky.com)

Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan langkah prioritas yang segera dilakukan adalah mengevakuasi korban.

“Prioritas kami adalah mengeluarkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan memindahkan mereka ke rumah sakit,” kata Soylu

Di Sanliurfa, setidaknya 10 kematian telah dikonfirmasi, menurut Gubernur Salih Ayhan.

“Beberapa bangunan runtuh di provinsi tetangga Malatya, Diyarbakir dan Malatya,” lapor televisi HaberTurk.

Gempa susulan dengan magnitudo 6,7 bergemuruh sekitar 10 menit kemudian.

Di sisi perbatasan Suriah, gempa menghancurkan wilayah yang dikuasai oposisi yang dipenuhi dengan beberapa juta pengungsi Suriah dan tempat perawatan kesehatan jompo setelah bertahun-tahun perang.

“Sedikitnya 11 orang tewas di satu Kota Atmed, dan banyak lagi yang terkubur di reruntuhan,” kata seorang dokter di kota itu, Muheeb Qaddour.

“Kami khawatir kematian mencapai ratusan,” kata Dr Qaddour.

Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa ada beberapa bangunan runtuh di kota utara Aleppo dan pusat Kota Hama.

Di barat laut negara itu, pertahanan sipil Suriah mengatakan situasi di wilayah yang dikuasai pemberontak terjadi kerusakan yang parah. Dia menambahkan bahwa seluruh bangunan telah runtuh dan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan. Pertahanan sipil mendesak pihak berwenang untuk mengevakuasi para korban yang terjebak di balik reruntuhan bangunan dan dibawa di area terbuka.

Di Beirut dan Damaskus, ada laporan gedung-gedung berguncang dan orang-orang berkumpul di jalanan karena ketakutan.

Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan serius di Mesir, Libanon atau Siprus, tempat gempa juga dirasakan.

“Amerika Serikat sangat prihatin tentang gempa di Turki dan Suriah dan sedang memantau peristiwa Itu dengan cermat,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan di Twitter.

“Saya telah menghubungi pejabat Turki untuk menyampaikan bahwa kami siap memberikan bantuan apa pun dan semua yang dibutuhkan,” katanya.

Untuk diketahui Turki berada di atas garis patahan utama dan sering diguncang gempa bumi. (dam)

Exit mobile version