Ekonomi Global Tak Pasti, Tingkat Suku Bunga Perbankan Berusaha Akan Ditekan

fgd

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Syafriadi yang diwakili Taufik Damhuri dalam acara diskusi diselenggarakan indopos.co.id dan indoposco bertajuk “Peluang dan Tantangan Perbankan Menghadapi Resesi Global 2023, di Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Foto: Dokumen INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Bank Indonesia telah memutuskan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.

Keputusan kenaikan suku bunga diklaim lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan secara front loaded, pre-emptive dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi. Sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1 persen.

Kebijakan suku bunga acuan tetap akan memperhatikan perkembangan global di masa mendatang. Mengingat kondisi perekonomian global masih penuh ketidakpastian.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Syafriadi yang diwakili Taufik Damhuri mengatakan, kondisi sebagian besar di dunia sudah masuk masa pemulihan ekonomi. Namun masih ada beberapa ancaman di antaranya geo politik, inflasi di berbagai negara yang secara tak langsung berdampak di Indonesia.

“Kenaikan suku global yang ini, akan mengakibatkan investor menarik dananya dari Indonesia, juga tingkat suku bunga,” kata Taufik Damhuri dalam acara diskusi diselenggarakan indopos.co.id dan indoposco bertajuk “Peluang dan Tantangan Perbankan Menghadapi Resesi Global 2023, di Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center, Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan BI, tentu perbankan akan menyesuaikan. Seperti suku bunga pinjaman kembali mengalami kenaikan.

“Jadi ketika suku bunga dunia meningkat, tentu perbankan akan meningkatkan suku bunganya dan berakibat subsidi kita yang meningkat. Positif bahwa, tingkat suku bunga perbankan berusaha akan ditekan, akan tetap,” ujar Taufik.

Suku bunga acuan merupakan besaran bunga yang ditetapkan, setiap bulannya oleh bank sentral sebagai acuan berbagai produk pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya.

“Kita memberikan subsidi sangat besar, untuk mempertahankan suku bunga 6 persen,” imbuhnya.

Tekanan inflasi yang tak henti-hentinya telah mendorong kenaikan suku bunga global tercepat sejak awal tahun 1990-an. Kondisi tersebut memicu peningkatan permintaan dolar dan membuat nilai tukar dolar AS menguat sejak tahun 2022. Nilai mata uang rupiah pun ikut melemah.

Kegiatan diskusi publik tersebut disponsori oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dan didukung oleh Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Anggota DPR Komisi XI Kamrussamad, Anggota DPR RI Komisi XI Eriko Sotarduga dan Chief Economict PT Bank Permata Tbk Josua Pardede. (dan)

Exit mobile version