HPN 2023, Jokowi Ungkap Masalah Utama Dunia Pers

HPN 2023, Jokowi Ungkap Masalah Utama Dunia Pers - jokowi1 - www.indopos.co.id

Presiden Jokowi menghadiri Puncak Peringatan HPN 2023, di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (9/2/2023). (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

INDOPOS.CO.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai dunia pers saat ini cenderung kurang baik. Sebab semakin banyaknya media informasi digital yang mengorbankan kualitas isi dan keasliannya masih kurang dapat dipercaya.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam sambutannya pada acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2023, di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis, (9/2/2023).

“Pada Peringatan Hari Pers Nasional sekarang ini saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik baik saja. Saya ulang, dunia pers sedang tidak baik-baik saja,” kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (9/2/2023).

Menurutnya, dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers. Namun, saat ini telah ada pergeseran isu utama dunia pers.

“Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers. Sekarang apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser. Karena kurang bebas apalagi kita sekarang ini,” ucap Jokowi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat sambutannya pada acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2023, Medan. Foto: YouTube Sekretariat Presiden

Terlebih pers saat ini mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital. Semua orang bebas membuat berita sebebas-bebasnya.

“Permasalahan utama dunia pers saat ini adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab,” ucap Jokowi.

Mengingat masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing yang umumnya tidak memiliki redaksi atau dikendalikan artificial intelligence

“Algoritma raksasa digital, cenderung mementingkan kepentingan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional,” sesalnya.

“Sekarang ini banyak sekali, dan mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme autentik. Ini yang kita akan semakin kehilangan,” tambah Jokowi. Tentu hal semacam itu tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat. (dan)

Exit mobile version