INDOPOS.CO.ID – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) banyak menerima pengaduan fraud dari masyarakat melalui sistem pengawasan internal yakni, whistle blowing system (WISE). Dari pengaduan tersebut, ratusan pegawai dijatuhkan hukuman disiplin.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengemukakan, data pengaduan tentang fraud telah diterimanya selama 3 tahun terakhir atau sejak tahun 2020. Semua laporan tersebut telah ditindaklanjuti.
“Pada tahun 2022, kami menerima 185 pengaduan fraud atau kejahatan yang telah ditindaklanjuti dan berujung pada pemberian hukuman disiplin terhadap 96 pegawai,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (24/2/2023).
Tahun 2021 bahkan banyak para pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang berujung pada pemberian hukuman disiplin.
“Tahun 2021 sebelumnya, kami mendapatkan 174 pengaduan fraud atau kejahatan, yang juga telah ditindaklanjuti dan kami telah menjatuhkan hukuman terhadap 114 pegawai,” ujar Sri Mulyani.
Sementara sejak awal tahun pandemi Covid-19, hampir sebagian besar dari pengaduan tentang fraud telah dikenakan sanksi.
“Tahun 2020 pada saat Covid-19, kami mendapatkan pengaduan 128 fraud atau kejahatan yang telah ditindaklanjuti dan kami menerapkan disiplin kepada 71 pegawai,” bebernya.
Sikap tegas Sri Mulyani kembali ditunjukan ketika anak buahnya diduga melakukan pelanggaran disiplin, menyusul kasus aniaya dan pamer harta oleh putra Rafael Alun Trisambodo pegawai Pajak.
Pelaku penganiayaan bernama Mario Dandy Satrio (MDS) berusia 20 tahun, anak salah seorang pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sementara korbannya bernama David (17) anak dari Pengurus Pusat (PP) GP Ansor Jonathan Latumahina.
Rafel sendiri telah dicopot sebagai Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu Kanwil Jakarta Selatan II. Termasuk dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, terkait aduan harta kekayaan yang belum dilaporkan. (dan)