Oleh: Dahlan Iskan
INDOPOS.CO.ID – Selalu ada juru selamat yang datang. Di mana-mana. Juga di Neom. Inilah kota baru impian besar putra mahkota Mohamad bin Salman. Yang saya begitu ingin melihatnya.
Yang diselamatkan: anak Siti Khalisnah Iskan binti Nyai Sareh binti Kiai Hasan Ulama. Ia memang lagi ke Neom untuk pembaca Disway –minus perusuhnya.
Saya tiba di Neom dengan mobil barang: dianggap sebagai salah satu barang yang harus dikirim perusahaan logistik. Mobilnya jenis Hiace yang sudah dimodifikasi.
Saya pun diturunkan di Neom, di bagian kota baru yang paling ramai: ada kios Dunkin’ Donut, ada kios sandwich, ada pula kios burger di sebelahnya lagi. Lalu ada tenda dan meja kursi. Ada kantor logistik di situ. Ada toilet. Ada musala.
Di tengah-tengahnya ada gasebo bulat. Pembeli makanan dan kopi bisa duduk-duduk di situ. Ada empat TV di tengah. Menghadap ke segala sudut. Untuk nobar.
Saya beli kopi satu gelas: 10 riyal. Coffee late. Gelas kecil. Saya teringat perusuh Disway: ini kalau dibelikan kopi sachetan bisa untuk satu RT. Yang penting saya punya alasan ikut duduk di situ. Saya harus berpikir tenang: selanjutnya saya harus bagaimana.
Di sekitar lokasi itu hanya ada padang pasir. Gunung batu. Dan angin kencang. Di sebelahnya ada highway. Sibuk. Kendaraan berat bercampur mobil-mobil jenis off-road.
Mobil yang mengangkut saya sudah pergi. Bersama barang antaran lainnya. Barang beneran.
Saya pun terjebak di kesunyian. Kesunyian yang amat bising. Berdebu. Berderu.
Otak saya lebih berdebu lagi. Saya harus ke mana. Pakai apa.
Tempat ini hanya semacam rest area.
Saya memang harus istirahat tapi mestinya tidak di tempat seperti ini. Saya sudah 12 jam naik bus dari Madinah. Ke arah utara. Lalu naik mobil antar barang itu 1,5 jam.
Sudah lebih 1.000 km saya melewati gurun dan gunung batu. Dan kini berhenti di tengah gurun bergunung.
Yang membuat saya tenang: ada uang cukup di dompet. Istri saya memasukkan sejumlah riyal ke situ sebelum berpisah di Madinah.
Yang bikin tenang lainnya: ada yang jual makanan. Minuman. Ada tenda, ada kursi, ada toilet, ada musala.
Yang sangat penting: ada colokan listrik. Tidak takut kehabisan baterai. Komunikasi bisa terjaga. Pun bisa menulis untuk Disway. Nikmat mana lagi yang masih harus didustakan.
Yang saya tidak bisa berdusta: saya diliputi kekhawatiran. Bahasa Arab saya juga parah untuk daerah di begini pelosok. Kalau saya berbahasa Inggris hanya dijawab gelengan kepala.
Saya harus segera keluar dari jebakan ini. Tapi bagaimana caranya. Lebih khawatir lagi, saya belum menulis naskah untuk Disway. Belum juga memilih komentar pilihan.
Lalu saya ingat uang di dompet. Tenang lagi.
Matahari kian tegak di atas ubun. Terik. Silau. Tapi tidak panas. Angin kencang mengembuskan udara sejuk. Sesekali raja udara itu juga membadaikan debu berpasir.
Saya pilih menulis dulu. Soal yang paling gampang: datangnya juru selamat Adani. Lalu memilih komentar. Mungkin komentar yang masuk terlalu sore tidak sempat terpilih.
Setelah semua itu selesai saya baru bisa berpikir tenang: harus ke mana dan naik apa.
Saya lihat ada bus besar Saptco datang dan berhenti di sebelah burger. Juru selamat pun datang. Saya ingin menyelesaikan pemilihan komentar dulu baru ke sana.
Lalu saya melekaskan langkah menuju bus. Pintu sudah tertutup kembali. Mesin tetap berbunyi. Saya ketok pintu itu. Tak ada jawaban.
Mungkin sopirnya ke toilet. Toh mesin masih menyala.
Saya mengenal baik bus Saptco. Terkenal di Arab Saudi. Lama sekali saya tunggu di dekat bus. Tidak ada juga orang muncul. “Di mana sopirnya?” tanya saya kepada sopir truk asal Bangladesh yang mau beli kopi.
“Mungkin tidur. Ini bus untuk angkut karyawan,” tambahnya. Rupanya ia melihat saya membawa tas.
Ternyata bus itu bukan penyelamat. Saya kembali duduk di “pujasera” rest area padang pasir itu.
Satu jam berlalu. Mesin bus tetap menyala. Terdengar suaranya. Sopirnya tiada. Dua jam berlalu. Tiga jam. Mesin tetap menyala.
Saya pun mulai mengail di padang pasir. Setiap ada mobil datang, untuk membeli makanan, saya lemparkan umpan: boleh ikut?
“Ke mana?” tanya seorang bule. Namanya Kenny. Asal Glasgow selatan Skotlandia. Namanya mengingatkan saya pada bintang sepak bola dari sana: Kenny Dalglish.
“Ke mana saja. Yang penting keluar dari sini”.
Ia pun pergi. Tapi memberi nomor HP. “Kalau ada kesulitan hubungi saya,” katanya sambil berlalu. Ia buru-buru. Terikat jam kerja di proyek kota baru ini.
Ada lagi yang lain datang. Tidak sempat menjawab.
Yang lain lagi menggelengkan kepala.
Sampai orang ke-15. Target orang ke-15 meleset.
Saya harus bersabar. Pasti akan datang orang baik. Saya sudah menenangkan pikiran untuk siap yang terjelek: bagaimana harus bermalam di padang pasir ini. Toh ada toilet. Ada musala. Ada roti selebar payung kecil di tas kresek. Ada air.
Mungkin hanya dingin. Angin kencang. Saya tidak boleh takut sebagaimana ancaman hujan dan badai di Cikeusik.
Sabar. Kuncinya sabar.
Setelah lima jam bersabar, datanglah juru selamat yang sesungguhnya. Anak muda. Berwajah Pakistan. Ia membuka laptop dan menyeruput air putih dari botol plastik.
Namanya Zahid Raja. Kerja di proyek Neom. Ia menginterogasi saya: bagaimana bisa tiba di kota yang sedang diaduk-aduk tanahnya ini. Ia sendiri belum banyak tahu Neom. Baru satu bulan di situ.
Ternyata saya pernah ke kampungnya di Punjab. Itu membuat pembicaraan lebih akrab.
Datang pula seorang muda berwajah Tionghoa. Saya sapa dengan bahasa Mandarin. Ternyata ia dari Hangzhou. Saya sapa lagi pendatang baru. Bule. Dari Jerman.
Gazebo itu pun penuh. Orang dari berbagai penjuru dunia ada di situ. Mereka bekerja di proyek kota baru Neom. Mereka makan siang.
Akhirnya si Pakistan membawa saya ke satu tempat 15 km dari situ. Mobilnya Hyundai. Ada hotel di situ. Tapi sudah penuh dikontrak jangka panjang oleh kontraktor Neom.
Di pinggir laut Merah nun di sana juga ada beberapa hotel bintang lima. Sama. Penuh. Untuk eksekutif proyek Neom.
Inilah kota baru yang panjangnya 200 km lebarnya 100 km. Memanjang di pantai Laut Merah sisi utara. Dekat dengan Teluk Aqabanya Jordania. Neom lebih dekat ke Petra daripada ke Makkah.
Kota Neom akan menjadi kota wisata terbesar di Timur Tengah. Ini misi Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Truk, kontainer, doser, ekskavator mondar-mandir sibuk sekali. Tidak ada taksi.
Lokasi kota baru ini sengaja dipilih di situ karena sejarahnya. Atau legendanya. Di kawasan inilah Lawrence of Arabia berlokasi. Di pantai ini pula Nabi Musa naik dari laut Merah yang ia belah dengan tongkatnya. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 9 Maret 2023: Juru Selamat
Liam Then
Yang sering di analisa adalah kenapa Bill Gates rajin beli lahan pertanian di seluruh dunia. Bill Gates ini sudah sangat mumpuni instingnya. Pemerintah RI paling tidak harus rem ,batasi bagi-bagi lahan konsesi. Waspada krisis pangan. Fokus perbaikan dan bangun sistem kebijakan yang tahan banting, di bidang industri pangan nasional. Sinergi kebijakan, pemanfaatan teknologi, dan keahlian fiskal , tentu bisa bawa RI jadi lumbung pangannya dunia. Di teknologi kita kalah, di bidang pangan RI bisa saja meraja. Contohnya di bidang minyak sawit. 8 milyar penduduk dunia butuh pangan murah dan berkualitas.
yea aina
Kiranya bukan saham Adani, pun juga Unilever, yang menarik bagi SWF RI Om @Liam. Anda sudah tahu, dimana telur-telur bermodal awal APBN itu ditaroh.
Udin Salemo
#everyday_berpantun Ramah betul anak bu Nani/ Setiap pagi diantar ke sekolah/ Rajiv adalah orang yang berani/ Beli saham perusahaan bermasalah/ Nan talang namonyo gunuang/ Di Tanah Data namonyo singgalang/ Banyak kawan ndak tau di untuang/ Katiko awak bansaik inyo mailang/
Komentator Spesialis
Orang kaya kebingungan mengelola duitnya. Makanya mereka minta tolong fund manager untuk mengelola. Dan mungkin yang minta bantuan fund manager mengelola aset juga pegawai pajak, wkwkwkwk…bisa jadi juga koruptor minta tolong juga. Dicuci pakai sabun biar kelihatan bersih. Itulah penderitaan orang berharta. Mending hidup berkecukupan saja. Nggak banyak mikir. Nggak jadi beban. Pengen beli rumah mewah cukup. Makan stake di restoran cukup. Mau pergi haji cukup. Beli mobil Alphard cukup. Dan jangan lupa, pengen kopi sachetan cukup duit.
Johannes Kitono
Biarpun Rajiv sudah WN Amrik tapi panggilan hatinya tetap Made In India. Kalau Adani grup digembosi terus dampaknya tentu akan bikin susah sesama rakyat India. Proyek proyek infrastruktur disana akan terbengkalai. Lebih baik sesama India yang lagi susah dibantu India lagi. Daripada dibantu oleh tetangga China yang secara tradisi selalu bersengketa. Dan kalau tidak salah saat krisis ekonomi 1998 yang melengserkan Presiden Soeharto.Hutang Sinarmas grup hanya sebesar US$.13,7 mily dan bukan US$.113 mily seperti ditulis CHD hari ini.Dan saat ini sudah merupakan hutang swasta yang nomor dua terbesar di dunia sesudah hutang swasta di Amerika Latin yang jumlahnya sekitar US$.15 mily. Semoga juragan disway tidak dijewer alm Taipan Eka di alam baka karena sudah Mark up hutangnya sampai sekian ratus persen. Tidak heran salah satu anak dari isteri mudanya menuntut pembagian harta dari saudara tirinya. Semoga tidak terjadi krisis kepemimpinan akibat ciutan Rp.300 T dari Menkopolkam.
Liam Then
Off topic, dari gencar gonjang-ganjing di bidang pajak, saya coba analisa. Ada “under current” apa ini? Isu negatif di samber dengan begitu positifnya. Menkeu dan Menko langsung turun tangan. Kedua beliau ini boleh di kata berlatar belakang sama, pemaen free agent kalo dalam sepak bola. Apakah ini isyarat “We know what you think you know we don’t know.” Apakah ini teknik tingkat dewa juga? #fight2024
Pryadi Satriana
“I know you don’t know that I know what you think I don’t know.”
Liam Then
Berita PPATK bilang tentang aliran lalu lintas transaksi sampai 300T. Kalau berlaku sistem komisi pelaporan Justice collaborator, 5 persen aja dari jumpah terbukti di persidangan. Pasti kasus korupsi bisa banyak di cegah. Semua orang berlomba-lomba jadi cepu putih, karena ada dapat komisi. Kondisi sekarang ,mau lurus sangay sulit, bak batang pohon yang lurus di hutan. Pasti di tebang duluan.
Liam Then
Si Poleng utang 10jt, cicilan macet, di terror debt collector, ditelponi tiap hari, bapak,ibu sodara juga habis ditelponi. Si Polong utang 100m. Yang ngasih utang yang berdoa, semoga si Polong baik-baik saja.
Pryadi Satriana
Pryway: PERIKSA SEMUA PETUGAS PAJAK! Dari dulu kekayaan petugas pajak TIDAK WAJAR (ingat kasus Gayus Tambunan!). Sejak tahun 2000-an, seorang kenalan yg “hanya lulusan D3 STAN dan petugas pajak” bisa membeli rumah miliaran di perumahan mewah di Jakarta, sementara saya yg lulusan S2 UI waktu itu cuma bisa beli rumah tipe 45 di Kab. Bogor seharga 37 juta! Pemerintah perlu membuat ATURAN TEROBOSAN UNTUK MENGEMBALIKAN UANG NEGARA YANG DICURI OLEH PARA PETUGAS PAJAK! Pekerjakan kantor akuntan asing untuk menelusuri uang negara yg dicuri. Berlakukan PEMBUKTIKAN TERBALIK: KEKAYAAN PEJABAT NEGARA – TERMASUK JUGA PETUGAS PAJAK YG TIDAK MASUK KATEGORI ‘PEJABAT’ TAPI PUNYA KEKAYAAN FANTASTIS – YANG TIDAK BISA DIJELASKAN & DIBUKTIKAN ASAL KEPEMILIKANNYA DISITA UNTUK NEGARA BERDASARKAN PAYUNG HUKUM YG BARU! Masalahnya: jangan2 yg membuat aturan hukum pun BANYAK YG KORUPSI SHG TIDAK AKAN PERNAH MEMBUAT ATURAN YG AKAN MERUGIKAN MEREKA. Perlu dibuat HOTLINE 24 JAM untuk menerima pengaduan masyarakat tentang penyelenggara negara yg diduga korupsi dan jika terbukti benar2 korupsi, sita hartanya utk negara, SETELAH DIPOTONG 1% UNTUK PELAPOR, yg jg HARUS DILINDUNGI dg tidak menyebutkan identitasnya secara terbuka, cukup diketahui lingkungan terbatas yg berkepentingan saja. ‘Feeling’ saya, total uang yg dicuri SANGAT FANTASTIS! Pertanyaannya: Maukah Presiden memikirkan ini SECARA SERIUS? Atau, JANGAN-JANGAN beliau malah menyibukkan diri memikirkan IKN yg akan dijadikan “legacy”? Wani? Semoga!
Pryadi Satriana
Tahun 80-an saya membeli rumah pertama di Kodya Malang – tipe 45/135 – seharga 36 jt. Jadi kalau th 2000 sy beli rumah di Kab. Bogor seharga 37 jt, itu ya ‘little house in the prairie’, malam hari dikelilingi suara jangkrik, krik … krik … krik … Salam. Rahayu.
Muhammad Sk
Anak petugas pajak ini kocaknya berani mukulin anggota banser. Tidak tau, kalau anggota banser yg sudah keramat daun di ludahi jadi duit (wkwk). Mentri yg seingat saya berani mecat orang di depan umum saja harus mau merangkak kalau mau masuk banser. “Di bakar”. “Mentang-mentang bawa moge”. Mengutip cnbc, ada 45.910 petugas pajak. Itu ganti saja semua sama orang yang punya kta Banser. Biar seru. Lumayan buat rame-rame berita (wkwk).
Mirza Mirwan
Sebenarnya GQG Partners Inc. yang bermarkas di Fort Lauderdale, Florida, itu masih termasuk sangat muda. Baru lahir 4 April 2016 — busyet, 4 April itu tanggal dan bulan lahir saya. Bahwa menjelang 8 tahun usianya GQG Partners dipercaya lebih dari 100 perusahaan — di AS, Inggris dan Australia — untuk mengelola “dana nganggur” mereka, tentu berkat track record si founder, Rajiv Jain. Rajiv Jain yang kelahiran Ajmer, Rajasthan (India) itu punya pengalaman di perusahaan pengelola asset, Vontobel Asset Management — anak usaha Vontobel Holding AG — selama 22 tahun hingga menduduki posisi CEO di tahun 2014. Dari aset VAM yang semula kurang dari US$400 juta hingga menjadi US$50 miliar ketika Rajiv resign, lalu mendirikan GQG Partners Inc. Kemarin, di Sidney, Rajiv telah menjelaskan kenapa ia membeli saham Adani kepada Australian Pension Fund, salah satu dari lebih 100 klien GQG Partners. Semula APF mempertanyakan ihwal pembelian saham itu. Ya wajar, sih, karena “uang” untuk membayar saham itu termasuk “uang”milik APF. “The response actually has been frankly, more positive than I would have anticipated, because they feel that’s how we differentiate ourselves,” kata Rajiv Jain kepada jurnalis yang menanyakan respon APF setelah ia membeberkan kenapa pembelian saham itu dilakukan. Yang jelas suntikan US$1,87 miliar dari GQG Partners itu telah menahan laju penurunan kekayaan Gautam Adani. Kemarin sudah US$44 miliar, dari sebelumnya menyentuh US37 miliar.
Liam Then
Uang pensiun orang Australia di kelola ahli keuangan ternama di Amerika. Uang pensiun PT.ASABRI di investasikan ke bidang ikan Arwana. Wadoooohhh….
yea aina
Dua diantara argumentasi Rajiv Jain, membeli saham Adani yang lagi ambyar: 1. Anak perusahaan Adani grup yang bergerak di infrastruktur dan layanan umum, bagi Rajiv punya potensi. 2. Dukungan peraturan pemerintah Modi, dengan peraturan baru yang sangat pro investasi infrastruktur dan layanan umum. Tiga pemain dalam satu “permainan” saling mendorong satu sama lain. Ada Rajiv yang berperan investor juru selamat. PM Modi dengan dukungan peraturan pemerintah yang sangat baik (pro infrastruktur), menurut pengamatan Rajiv. Pemain utamanya, tentulah Gautam Adani. Tokoh utama yang lagi menjadi sorotan di kalangan investor dunia. Sebetulnya skema yang hampir mirip, pernah dilakukan seorang politisi, yang kabarnya pemenang kontestasi pemilihan di suatu negeri. Tetapi dengan hasil akhir yang berbeda. Skemanya juga beda, investornya dari negeri lain yang butuh “mengkaryakan” penduduknya, pelaksananya “ditunjuk/penugasan” oleh dia dan peraturan-peraturan di buat sedemikian rupa agar leluasa, tentunya. Hasil akhirnya, anda sudah tahu. Politisi mungkin bukan sengkuni, tapi peran sengkuni paling layak diperankannya, menurut seorang jurnalis kawakan.
Jimmy Marta
Kedatangan teman sebangsa setanah air bg Adani serasa kedatangan juru selamat. Rajiv menyelamatkan hidup Adani?. Menyelamatkan kekayaan Adani?. Tidak. Tidak. Rajiv dg GQG hanya membawa USD1,9M. Sudah bisa borong2 saham 4 anak usaha sang teman. Sebelum terjadinya krisis di saham2nya, Adani punya kekayaan 120M. Gegara rilis riset HR tempo hari, dalam tempo 2 pekan, setengahnya menguap. Adani jatuh miskin?. Jauh. Beliau masih super konglo. Lalu apa artinya 1,9 M itu?. Ini bukan soal nominasi..!. Bukan soal uang!. Tapi Reputasi. Rajiv dg GQG nya percaya dg prospek proyek Adani. Kepercayaan yg sejalan dg bukti pertumbuhan ekonomi India yg tertinggi di dunia. Kepercayaan yg menjadi modal terpenting di pasar modal. Itulah gunanya Rajiv Jain datang. Rekan selevel, kawan bermain dilangit. Teman sebangsa nan beda negara …
Er Gham
Mister Low Tuck tahu benar, bagaimana peran naik turun harga saham. Sekarang dia yang terkaya, mengalahkan duo Djarum. Tapi seperti Adani, kalau harga sahamnya jatuh, jatuh pula peringkatnya. Namun, sejatuh jatuhnya harga saham, mereka tetap lebih kaya dari orang kebanyakan.
Mahmud Al Mustasyar
Setelah Tesla tidak kunjung investasi ke negara kita, dan lebih memilih buka cabang di negara tetangga; kini giliran menyusul Air Products and Chemical Inc, mengundurkan diri dari proyek hilirisasi batubara menjsdi DME bersama PT. BA dan Pertamina. Batallah investasi sebesar kurang lebih 32.3 T masuk negeri kita. Padahal proyek tsb masuk dalam Proyek Strategis Nasional.
Mbah Mars
Dasar juragan. Lha wong sedang umroh yg dipikir masih urusan bisnis. Kemarin bisnis penerbangan. Hari ini tentang saham yg anjlog beterbangan dan ingin diterbangkan lagi ke atas. Kapan nulis Mekah Madinahnya Bah ? Jangan takut dibully riya’ oleh perusuh. Perusuh itu apik ya dirusuh. Elek apalagi.
Amat K.
Horang kaya sombong, wajar. Yang kurang ajar, miskin yang sombong. Wkwkwk
Kang Sabarikhlas
Hari Musik Nasional, handsfree nempel ditelinga saya mengalun lagu ‘The Reason’ Hoobastank.. ….I’m not a perfect person There’s many things I wish I didn’t do…. But I continue learning… tiba² “Wooiii..Kang, nglamun ya..” “Enggak kok, saya lagi merenung,.. anu, saya lagi mbatin juru selamat”. “Juru selamat di gereja Kang wkwk” Cak Di ngomong sambil pergi lagi.. duh, mungkin benar seperti di CHD cari juru selamat butuh hubungan tingkat dewa…lha wong hubungan saya cuma tingkat giras sasetan.. ya sudah, que serra serra… Ditelinga mengalun lagi lagu, “Terminal Madiun Ngawi kenanganku.. Ora bakalan aku nglalekake.. Mbiyen jaman semono aku duwe sesuatu Nanging wis ilang tapi pingin sesuatu….
Lagarenze 1301
Pak Dis seperti punya feeling ketika menulis “Palu Wahyu” dalam CHD 27 Agustus 2021. Wahyu Kenzo akhirnya menemukan palunya sendiri. Tragisnya, palu itu berbalik mengenai dirinya. Wahyu ditahan polisi dalam kasus dugaan penipuan robot trading ATG. Konon, hanya dengan perangkat teknologi, ia meraup sampai Rp 9 triliun. “Saya akan menghubungi Wahyu dua tahun lagi. Saya ingin tahu seberapa hebat anak muda ini dua tahun lagi,” tulis Pak Dis. Tak sampai dua tahun, Pak Dis sudah mendapatkan jawabannya.
imau compo
Tidak ada satu saham pun yg aman sehingga muncul formula: “jangan taruh telur-telurmu pada satu keranjang yg sama.” Ini juga yg menjadi kunci pertama Rajiv. Media hanya menyoroti pembeliannya atas Adani padahal itu hanya salah satu dari keranjang Rajiv yg banyak. Jangan lupa, jenis telur Rajiv juga banyak, keranjang Adani ini juga diisi dengan berbagai macam jenis telur tadi. Satu lain, yg terpenting, Rajiv adalah expert bahkan GURU saham.
Najib Habibie
Tokoh CHD yang akhirnya bermuara di ranah hukum 1. Amirsyah satar –> dirut Garuda 2. Tedy Minahasa –> jenderal polisi 3. Wahyu Kenzo –> pengusaha muda robot trading 4. ……?
Purnomo Inzaghi
Hebat sekali Rajiv Jain ini, saya bayangkan dia orang yang penuh perhitungan dengan pembawaan dingin, tenang dan bicara dengan efektif dan hati-hati. Kira-kira LBP atau Bahlil Lahadalia kenal orang ini nggak ya? bisa lah mungkin diminta investasi di IKN atau yang lain di Indonesia. Atau justru Rafael Alun malah kenal Rajiv dan sudah menaruh uangnya di perusahaan Rajiv…..yaaa siapa tau. Gautam Adani mungkin sudah mulai bisa tidur nyenyak, sahabatnya sang perdana menteri Narendra Modi pun mungkin bisa bernafas lega. Dengan terselamatkannya aset Adani mungkin terselamatkan pula aset pemerintah India. Nasib perusahaan Adani tidak sejelek Century meskipun dampak Century lebih dahsyat, nyala apinya membakar banyak orang , untungnya “Narendra Modi” versi negeri konoha sukses memadamkan nyala apinya sebelum menyebar dan membakar seluruh negeri.
Kalender Lengkap
Jangan lupa, setiap jurnalis sudah menyediakan sesuatu di artikelnya sebagai exit strategy jika apa yang ditulis nantinya sesuai harapan. Salah satu kalimat exit strategynya ya itu, akan dilihat dua tahun lagi. Ntar tinggal buat artikel sambungan bahwa ternyata narsum tersebut dulunya banyak hal yang dismbunyikan dari sang jurnalis.
AnalisAsalAsalan
“Sudah terlalu besar untuk bangkrut,” katanya. Bahkan Mahesa Jenar pun harus jatuh bangun sebelum mencapai puncak kesaktian di bawah bimbingan Kebo Kanigara. Ilmu memang bisa ditransfer, tetapi pengalaman harus dialami. Siapa yang menjamin penerusnya punya kualitas pengalaman sama, jika tanpa jatuh bangun? Kerajaan yang dibangun sang pendiri tidak bisa dipastikan tetap jaya ketika dipegang generasi berikutnya. Survey membuktikan.
Leong Putu
Kalau log in ke disway saja dia kesulitan, apalagi log in ke hati para cewe²….. Wkwkwkwk…..
ALI FAUZI
Umroh sekarang makin gampang dan murah. Pemerintah Arab Saudi saat ini persilakan umrah dengan visa apa saja. Bisa lewat jalur apa pun (laut, darat dan udara). Lewat udara bisa dari bandara mana pun. Juga dengan pesawat apa pun. Bermodal Rp 17 juta, dari Indonesia seseorang bisa umrah selama 4 hari dengan nyaman dan aman. Rincian biaya itu bisa tanya ke Mbah Google. Makin mudah dan murahnya umrah itu tentu jadi tantangan perusahaan-perusahaan travel haji-umrah. Juga bagi pemerintah –minimal makin menyusut penerimaan pajak dari urusan travel haji-umrah ini.
bagus aryo sutikno
Seperti kata Puntodewo, “Fear when other greed. Greedy when other fear”.Rakus saat yg lain ketakutan.
bagus aryo sutikno
Jangan2 si Rajiv itu nyeponsori Hindenburg. Dia merancang kebakaran sekaligus jadi juru padamnya. Wah konspirasi ini. Jangan2 trio hakim Jakpus itu hanya orang suruhan. Ampun pemerintah.
Aljo
Setelah menulis penyelematan grup Adani, Abah ternyata masih sempat endorse grup Sinar Mas. Di mata investor, saham grup Sinar Mas termasuk favorit untuk dikoleksi karena kinerjanya yang cukup bagus dan rajin memberikan dividen. Dividen DMAS per tahunnya sekitar 15%, sementara GEMS bahkan bisa di atas 25%. Sinar Mas melalui PT Asia Pulp & Paper (APP) juga punya satu produk unggulan yaitu Quran Paper (QPP), kertas untuk cetakan Alquran dengan kualitas premium. Produk ini konon menguasai lebih dari 60% kebutuhan kertas Alquran di seluruh dunia. Mungkin Alquran yang Abah baca di Raudhoh di Masjid Nabawi Madinah atau di depan Multazam di Masjidil Haram Mekah, kertasnya juga merupakan produk dari Sinar Mas.
Agus Suryono
COKRO MANGGILINGAN, KEHIDUPAN SUAMI ISTERI DAN BONUS DEMOGRAFI Di negara maju, enaknya hidup bisa memabukkan. Kehidupan suami istri hanya dinikmati “enaknya hubungan”. Tugas memelihara keturunan tidak dilakukan. Akibatnya, komposisi penduduk dan jumlahnya, di negara maju, mulai mengancam perekonomiannya juga. Antara lain karena tenaga kerja produktif makin langka. Sebaliknya, di negara berkembang, jumlah penduduk adalah merupakan “kelebihannya”. Dan kehidupan ekonomi “antar penduduk yang banyak” itu juga jadi berkah, saat di dunia LAIN terpuruk karena demografi nya tidak ideal. Jadi kadang terlihat itu hanya merupakan mekanisme alam untuk mengatur “GILIRAN” bagi negara untuk masuk kategori negara “maju”, dan negara “berkembang”. Atau merupakan mekanisme Cokro Manggilingan, melalui siklus “cara pandang” hubungan keluarga, dan hubungan suami isteri.. #sst.. tapi ini bukan ARISAN..
bagus aryo sutikno
Nok Mekkah kok nulis Rajiv India tho Boss. Hambuk ya exclusive mbahas kota NEOM. Apik endi karo WGL Lamongan..? Opo podho panas’e..? Es cendol nok WBL 8k, nok NEOM piro Boss..? Pisan2 mlaku2 dadi TKI ngunu lho. Ojo macam dadi mantan menteri. Ora2 yen wong Arab percoyo #Aryo, Arab pati genah kowe.