Nunggak Rp200 Juta Lebih, Mahasiswi Kedokteran Nomensen Gagal Koas

Gedung-Fakultas-Kedokteran

Dionisia Destiyani Waruwu, saat masih kuliah di Universitas HKBP Nommensen Medan, pada 2022 lalu//dok pribadi Dionisasi for indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Bagi sebagian orang mengejar cita-cita tak cukup hanya kerja keras dan disiplin yang tinggi. Harus didukung juga dengan finansial yang memadai, kalau tidak bisa terhenti di tengah jalan. Seperti yang dialami mahasiswa Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan, Sumatera Utara (Sumut) Dionisia Destiyani Waruwu.

Mahasiswi kelahiran Soi’iwa, Nias Barat pada 21 Desember 1999 itu harus menahan kecewa. Ini setelah menuntaskan kuliah kedokerannya, namun tak bisa ikut koas lantaran tidak mampu membayar tunggakan perkuliahan sebesar Rp200 juta lebih.

Koas adalah program profesi yang harus lakukan oleh mahasiswa Jurusan Kedokteran untuk mendapatkan gelar dokter yang dilaksanakan di rumah sakit dalam kurun waktu 1,5 tahun hingga dua tahun

“Untuk tahapan strata satu (S1) Kedokterannya saya sudah selesaikan. Pas mau ikut yudisium, syaratnya memang harus lunas, sementara saya masih nunggak, belum bisa bayar,” aku Dion, begitu Dionisia Destiyani Waruwu, akrab disapa saat dihubungi Indopos.co.id Senin (18/5/2023)

Awal masuk kuliah Dion mengaku keuangan orang tuanya memang masih cukup untuk diandalkan. Tapi seiring persoalan yang melanda, bisnis, dan usaha dagang yang menjadi penghasilan keluarga diakui Dion mengalami masalah. Sehingga, sejak dua tahun terakhir tidak mampu lagi membayar atau menyicil uang kuliah, sampai total tunggakan pun membengkak.

“Nominal pastinya saya belum dapat rinciannya, yang pernah saya ingat Rp200 juta lebih. Kami enam bersaudara yang semuanya butuh biaya kuliah. Sampai saat ini, saya belum tahu dengan cara apa untuk melunasi uang kuliah, agar saya tetap bisa lanjut. Karena orang tua saya sudah usaha sana-sini, tapi belum dapat,” kisah Dion, dengan IP 3.50 Semester VII, dari total 21 SKS.

Dion seharusnya koas pada April 2022 lalu, dan Yudisium 1, Februari 2022. “Status saya di kampus saat ini tidak jelas,” tandasnya.

“Karena saya kira kemarin saya bisa segera melunasi, jadi saya belum ada mengajukan cuti di kampus. Saya berjualan makanan untuk menyicil biaya kuliah saya,” akunya, seraya menceritakan kalau dirinya sudah ikut Yudisium 2 pada Agustus 2022 lalu.

Saat ini, Dion tengah terus berjuang dengan berbagai upaya seperti berjualan makanan online dan offline untuk segera bisa melunasi kewajibannya ke kampusnya.

“Saya benar -benar bertekad untuk menyelesaikan kewajiban saya. Karena menjadi dokter sudah tekad dan cita-cita saya,” tekadnya.

Senada dengan Dion, Kepala Biro Humas dan Kerja sama, Universitas HKBP Nommensen Medan Dr Mian Siahaan saat dikonfirmasi lewat telepon genggamnya mengakui kalau ada mahasiswanya yang ditunda koas. Lantaran belum menuntaskan kewajibannya yang mencapai Rp200 juta lebih.

“Bentuk kebijaksanaan dari kampus memberikan mahasiswi tersebut menuntaskan perkuliahan, sambil menyicil kewajibannya. Kampus sudah memberikan keringanan dengan tetap mengizinkan menyelesaikan S1-nya. Tapi untuk koas, karena itu sudah di luar kampus, kami meminta untuk menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu. Mahasiswi tersebut juga sudah sepakat anak menyicil kewajibannya,” terang Mian Siahaan. (ney)

Exit mobile version