INDOPOS.CO.ID – Selaku insan pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab untuk membangun kewaspadaan terhadap bencana dengan mengembangkan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan kesiapsiagaan bencana.
Pernyataan tersebut diungkapkan Pelaksana tugas Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tjitjik Srie Tjahjandarie dalam keterangan, Minggu (28/4/2024).
Ia memastikan dengan pelatihan kesiapsiagaan bencana dapat memastikan keselamatan dan keamanan bagi mahasiswa, staf pendidikan, dan sivitas akademika di lingkungan perguruan tinggi. Pasalnya berdasarkan data dari BNPB, lebih dari 53 ribu desa berada di posisi rawan bencana.
“Pemilihan Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai lokasi untuk puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024 karena telah menerapkan Blue Line Tsunami Safe Zone di Indonesia,” terangnya.
“Pemilihan UNP sebagai tuan rumah diharapkan dapat menyelenggarakan workshop yang bisa memberikan insights terkait kesiapsiagaan bencana menjadi lebih komprehensif,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UNP Ganefri mengapresiasi Ditjen Diktiristek telah memberi kepercayaan kepada UNP untuk berkolaborasi dengan pihak BNPB dalam penguatan program antisipasi kesiapsiagaan bencana.
“Kami berharap dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana yang tidak terprediksi dalam kondisi dapat mengantisipasinya,” ujarnya.
Diketahui, Ditjen Diktiristek, Kemendikbudristek turut mendukung peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024 melalui program Kampus Tangguh yang digelar bersama dengan UNP dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Program Kampus Tangguh memberikan pelatihan kepada mahasiswa dan staf kampus agar siap menghadapi berbagai situasi darurat dan bencana alam. Lewat program ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kesiapsiagaan bencana di seluruh perguruan tinggi Indonesia. (nas)