Nena Ghoib Nikahkan Anjing Adat Jawa, Pengamat: Sudah Saatnya Presiden Bubarkan Stafsus Milenial

Pernikahan-Anjing

Upacara Adat Jawa oleh tim dari Stafsus Presiden Indira Ratnasari alias Nena Ghoib Yang Menuai Polemik (foto : istimewa)

INDOPOS.CO.ID – Sosok tim Stafsus Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari kalangan milenial Indira Ratnasari alias Nena Ghoib yang jadi perbincangan usai viralnya pernikahan anjing dengan adat Jawa yang menghabiskan Rp200 Juta membuat publik kembali mempertanyakan eksistensi dari Stafsus Milenial.

Menurut Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie, sejak dilantik pada 21 November 2019, tujuh stafsus milenial, yang setahun kemudian dua diantaranya sudah mengundurkan diri, dinilai tidak memiliki konstribusi yang berarti untuk negeri ini.

“Saya heran, sejak dilantik para staf khusus dari kalangan milenial maupun tim yang ada di dalamnya tak memiliki fungsi ataupun konstribusi nyata ke publik. Mereka tidak pernah tampil, sekalinya tampil mereka hanya menuai polemik,” kata Jerry kepada indopos.co.id, Senin (24/7/2023).

Walau Nina Ghoib diketahui hanyalah staf dari stafsus milenial Presiden Jokowi, kata Jerry, hal itu makin menambah panjang daftar kontroversial para stafsus milenial.

“Dulu ada Andi Taufan dan Adamas Belva yang menuai kontroversial hinhha akhirnya mengundurkan diri. Nah, sekarang adanya staf dari stafsus presiden yang nikahkan anjing adat Jawa, maka sudah seharusnya Stafsus Milenial yang masih ada saat ini dibubarkan saja,” cetusnya.

Doktor politik lulusan universitas di Amerika ini pun menegaskan keberadaan stafsus milenial dan timnya tentu juga akan memberatkan pengeluaran anggaran negara.

“Dan kehadiran stafsus milineal ini sejak awal memang menuai polemik. Tujuh orang berusia di bawah 40 tahun ini saya nggap tak lebih dari etalase politik untuk menunjukkan bahwa Jokowi merupakan presiden milenial,” pungkasnya.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 144 Tahun 2015 tentang besaran hak keuangan bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten, dan Pembantu Asisten, Staf Khusus Milenial juga mendapatkan hak bulanan sebesar Rp 51 juta. Gaji mereka setara dengan pejabat eselon I.

Namun, saat pertama kali memperkenalkan mereka, Presiden Jokowi menyebut tugas mereka adalah sebagai teman diskusi. Jokowi juga membolehkan para ring-1 Istana itu tetap bekerja di perusahaan yang mereka dirikan sebelumnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Andi Taufan Garuda Putra memilih mengundurkan diri dari stafsus milenial setelah tersandung konflik kepentingan.

Pendiri PT Amartha Mikro Fintek ini pun memutuskan untuk mundur sebagai bentuk pertanggung jawaban.

Pengunduran diri Andi Taufan ia sampaikan dalam surat terbuka yang ditandatanganinya pada Jumat 24 April 2020.

Sementara itu, Adamas Syah Belva Devara, juga mundur dari staf khusus milenial karena dituding terlibat kartu prakerja.

Melalui akun Instagramnya pada 21 April 2020, Belva menulis surat terbuka panjang dirinya tak lagi mengemban tugas sebagai stasus Presiden. (dil)

Exit mobile version