Kapolri Singgung Estafet Kepemimpinan Dianggap Sarat Dukungan, Begini Penjelasan Polri

Jenderal-Pol-Sigit

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat sambutan perayaan Natal 2023 tingkat Mabes Polri di Auditorium PTIK, Jakarta. Foto: YouTube Radio Tv

INDOPOS.CO.ID – Pernyataan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal estafet kepemimpinan menjadi sorotan. Sebab, dianggap mendukung salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu.

Hal tersebut disampaikan saat sambutan perayaan Natal 2023 tingkat Mabes Polri di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), yang diunggah dalam video YouTube Tv Radio Polri pada Kamis (11/1/2024).

Kepala Biro Penerangan Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, maksud pernyataan kepemimpinan keberlanjutan itu dimulai sejak Presiden RI pertama Soekarno sampai Presiden ketujuh Joko Widodo.

Sehingga dapat mewujudkan pembangunan di Indonesia, tentunya yang selalu berkelanjutan dari satu pemimpin kepada pempimpin lainnya.

“Estafet kepemimpinan juga tentu harus dilanjutkan, siapapun calon pemimpin baru dan tentunya apapun program yang dibawanya,” ujar Trunoyudo di Jakarta, se[erti dikutip, Sabtu (13/1/2024).

Kapolri telah menginstruksikan seluruh jajaran Polri, berkomitmen netral dalam Pemilu 2024. Sebagaimana amanah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia pada pasal 28 ayat 1 dan 2.

“Tentunya Polri komitmen dalam keamanan penyelenggaraan pemilu 2024 ini. Sehingga mewujudkan pemilu yang aman dan aman tentu juga dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Trunoyudo.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, Pemilu 2024 merupakan tahapan penting bagi masyarakat karena akan memilih pemimpin nasional. Karenanya jajaran Polri harus menjaga berjalannya tahapan pesta demokrasi itu tetap kondusif.

“Saya rasa ini adalah pemilu yang sangat penting, karena akan melihat nasib bangsa ke depannya. Di sini, rakyat kita akan memilih calon pemimpin nasional yang akan melanjutkan nahkoda kepemimpinan nasional sebagai presiden dan ini tentunya menjadi sesuatu yang sangat penting baik dari proses tahapannya yang berjalan lancar dan pascanya,” kata Sigit dalam pidatonya dalam YouTube Radio Polri.

Siapa pun yang nantinya terpilih, tentunya para pemimpin-pemimpin terbaik. Sehingga tentunya perbedaan pendapat yang ada pada saat menentukan dan memilih jangan merusak dan harus dilanjutkan kedepannya

“Yang kita cari adalah pemimpin yang dapat melanjutkan estafet kepemimpinan untuk kedepan bukan pemimpin yang kita pelihara dan selalu mencari perbedaan sehingga menimbulkan konflik,” imbuh Sigit. (dan)

Exit mobile version