Anomali Suara PSI Melonjak di Sirekap KPU, Partai Salah Input jadi Trending Topik X

suara

Suara Partai Hasil Pileg 2024 berdasarkan Sirekap KPU. Foto : web Sirekap KPU

INDOPOS.CO.ID – Lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di penghitungan Sistem Rekapitulasi Informasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam dua hari terakhir dari kisaran 2 persen menjadi 3,12 persen terus menuai kritikan publik. Bahkan sindiran sebagai Partai Salah Input ini pun menjadi trending topik di platform media sosial X.

Berdasar pantauan Indopos.co.id pada Minggu (3/2/2024) pukul 20.00 WIB, setidaknya ada 12.500 lebih postingan terkait anomali suara PSI di Sirekap KPU itu.

Berikut berbagai cuitan netizen yang mewarnai postingan Partai Salah Input itu,
“Anomali suara PSI, dan suarabPPP turun signifikan, Ada Apa ini? Mungkinkah bener, ada Partai Salah Input??? Sayang anak, Sayang anak…” cuit akun @BangPino…

Ada pula akun @5t3v3n_P3g3L yang menampilkan video pakar IT Roy Suryo dengan menampilkan cuitan, “Analisa Roy Suryo terhadap kenaikan suara Partai Salah Input sebanyak 83 ribu hanya dari 110 TPS, asumsi 1 TPS max. 300 (suara), tak masuk akal semuanya memilih PSI”.

Ada pula sejumlah netizen yang memunculkan sejumlah data hasil dugaan penggelembungan suara di Sirekap KPU. Akun @Schlossrhe6 misalnya, yang menampilkan ada total 20 TPS di Provinsi DIY yang terjadi mark up suara PSI. Dari total suara berdasar dokumen C hanya 80 suara, menjadi 542 suara.

Ilustrasi atribut PSI. (dokumen INDOPOS.CO.ID)

“Ini salah satu bukti psi Partai Salah Input curang, suaranya digelembungkan,” cuit @Schlossrhe6.

Tak berhenti sampai di situ, netizen Twitter melalui akun @overgassedmk12 bahkan memberikan “bukti” adanya hal janggal dalam besarnya suara PSI hingga awal Maret ini. Keanehan pertama datang dari TPS 020 Wonosari, Wonosari, Gunungkidul, D.I.Y. Di daerah tersebut, perolehan suara PSI menurut website KPU berada di angka 31 orang.

Namun ketika dilihat dari dokumen C yang diunggah, PSI hanya mendapatkan 5 suara di wilayah tersebut. Keanehan lain juga ditemukan di TPS 003, Kalibawang, Banjararum, Kulon Progo, Yogyakarta. Di wilayah tersebut, hasil perhitungan KPU menyebut PSI mendapatkan 12 suara. Namun ketika dilihat dari dokumen C yang diunggah, PSI hanya mendapatkan 2 suara di wilayah tersebut.

Dan hasil paling parah terjadi di TPS 020, Bendungan, Wates, Kulon Progo, DIY. PSI yang hanya mendapatkan 1 suara, menggelembung menjadi 33 suara di website KPU. Sebagai perbandingan, di Kecamatan Godean, angka yang tertera di web KPU dengan yang tertera di C Hasil sama dan sesuai. Di TPS 019 Sidomulyo, Godean, Sleman, D.I.Y, PSI mendapatkan 8 suara di website KPU, angka ini sama dengan yang terdapat di dokumen C.

Sementara, terjadinya lonjakan suara PSI yang juga mengakibatkan berkurangnya suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Sirekap KPU dikritik oleh Romahurmuzy.

Ketua Majelis Pertimbangan PPP ini mengatakan bahwa PPP akan meminta agar masalah ini dibongkar seterang-terangnya di hak angket DPR RI pekan ini.

Melalui unggahan akun Instagram resminya @romahurmuziy, dia menyebut bahwa pola kenaikan suara PSI bukan hanya tidak wajar, tapi tidak masuk akal menurut beberapa surveyor.

Jika dilihat berdasarkan perhitungan, hal ini berarti ada beberapa TPS yang suara PSI mencapai 50 persen.

“Kalau ini tidak dikoreksi, @dpp.ppp akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini! Saya mohon atensi @kpu_ri dan @bawasluri secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama,” ungkap pria yang akrab disapa Rommy ini.

Menurutnya, ledakan suara PSI ini merupakan hasil penyimpangan. Dia pun mengunggah hasil monitoring yang dia cuplik dari yang beredar di media sosial.

“19 ribu suara dari 110 TPS, berarti rata-rata 173 suara per TPS. Dengan suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi yang memilih rata-rata 75%, suara sah setiap TPS ini tidak hanya 225 suara,” cetus Rommy.

Hal ini berarti PSI menang 77% di 110 TPS, sehingga Rommy menilai bahwa kejadian ini tidak masuk akal.

“Saya dan @dpp.ppp mohon atensi dan tindak lanjut seksama dari @kpu_ri dan @bawasluri untuk tidak menutup mata dari penyimpangan ini!” tegas Rommy.

Dia juga sempat mengunggah postingan yang berisi tangkapan layar website KPU yang menunjukkan kenaikan suara PSI sebesar 3%, dengan total perolehan 2.291.882 suara, sementara perolehan suara PPP menurun 3,97% dengan total perolehan 3.037.760 suara.

“Mohon atensi kepada @kpu_ri dan @bawasluri, operasi apa ini? Meminjam bahasa pak @jusufkalla, operasi “sayang anak” lagi?,” tandas Rommy. (dil)

Exit mobile version