INDOPOS.CO.ID – Pemerintah Rusia menasionalisasi aset 59 perusahaan merek asing yang telah memutuskan untuk berhenti bekerja di negara itu sebagai protes terhadap serangan militer Moskow yang sedang berlangsung di Ukraina.
Tindakan itu dapat mempengaruhi puluhan perusahaan besar asing yang telah menghentikan operasi di negara itu karena pertempuran di Ukraina.
“Perusahaan-perusahaan itu di antaranya Apple, IKEA, Microsoft, IBM, Shell, McDonald’s, Volkswagen, Porsche, Toyota, H&M dan lainnya telah masuk dalam daftar yang disusun oleh kelompok perlindungan konsumen Public Consumer Initiative (OPI),” kata sebuah laporan di surat kabar Izvestia, seperti dikutip rt.com, Jumat (11/4/2022).
Ketua OPI Oleg Pavlov mengatakan daftar ini belum final. Ia menambahkan bahwa polisi, Kementerian Perdagangan dan pengawas konsumen Rospotrebnadzor juga akan terlibat dalam menangani masalah perusahaan yang menghentikan operasinya di Rusia.
“Begitu muncul perusahaan yang mengumumkan penarikan mereka [dari pasar Rusia] tanpa memberikan jaminan kepada konsumen Rusia, mereka ditambahkan ke dalamnya. Artinya, proses administrasi, pidana, dan pengadilan akan digunakan untuk melawan mereka, ” kata Ketua OPI Pavlov.
Perusahaan asing yang masuk daftar hitam dapat dikenakan penyitaan rekening dan aset, dapat ditempatkan di bawah manajemen eksternal, atau menghadapi nasionalisasi.
“Nasionalisasi mengacu pada proses mengubah aset milik pribadi menjadi milik publik di bawah kendali pemerintah,” tandas Pavlov.
OPI juga telah mengingatkan administrasi perusahaan yang terdaftar tentang kemungkinan pertanggungjawaban pidana atas kebangkrutan yang disengaja dan penipuan skala besar.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia dan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pada bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah dalam menanggapi penarikan perusahaan asing dari negara itu, termasuk kebangkrutan dan nasionalisasi aset.
“Tugas yang paling mendesak adalah mencegah orang-orang ditinggalkan di jalan, menciptakan bisnis baru karena ditinggalkan oleh investor asing yang panik,” kata Medvedev.
Gagasan menasionalisasi aset perusahaan asing, yang memutuskan untuk menghentikan operasi di Rusia karena ofensifnya di Ukraina, pertama kali dilontarkan oleh partai Rusia Bersatu yang berkuasa. Gagasan itu kemudian didukung oleh komisi pembuat undang-undang pemerintah.
Moskow berdalih bahwa mengirim pasukannya ke Ukraina pada akhir Februari adalah satu-satunya cara untuk mencegah genosida oleh Ukraina di Republik Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri. Tujuan serangan itu untuk denazifikasi dandemiliterisasi pemerintah di Kiev.
Ukraina menyangkal pembenaran Moskow atas serangan itu dan menuduhnya mengobarkan perang tanpa alasan. (dam)