Ribuan Warga Kota Mariupol Dideportasi secara Paksa ke Rusia

mariuopol

Sebuah gedung di Kota Mariupol hancur akibat diserang pasukan Rusia. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pengepungan Kota Mariupol oleh pasukan Rusia menyebabkan ratusan ribu orang terjebak dan menghadapi pemboman tanpa henti. Ia mengatakan ini adalah “teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang.”

“Ribuan orang yang terperangkap di Mariupol telah “dibawa paksa” ke Rusia. Serangan terbaru di Kota Mariupol itu dilaporkan menghancurkan sebuah sekolah seni yang digunakan sebagai tempat perlindungan warga dari bom,” kata pejabat Ukraina seperti dilansir Sky News, Minggu (20/3/2022).

Dewan Kota Mariupol mengatakan sekitar 400 orang yang mengungsi di sekolah seni diduga terperangkap di bawah puing-puing gedung sekolah. Namun tidak ada informasi pasti mengenai jumlah korban.

Dewan Kota Mariupol mengatakan beberapa ribu penduduk telah dideportasi secara paksa ke wilayah Rusia selama seminggu terakhir.

Dikatakan, Rusia “secara ilegal mengambil orang” dari Distrik Livoberezhniy dan dari gedung klub olahraga yang digunakan oleh lebih dari seribu orang sebagai tempat perlindungan dari bom.

Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko membandingkan tindakan pasukan Rusia dengan Nazi yang menangkap dan mendeportasi warga sipil selama Perang Dunia II.

“Diketahui bahwa penduduk Mariupol yang ditangkap dibawa ke kamp penyaringan, di mana “penjajah” memeriksa telepon dan dokumen mereka. Setelah pemeriksaan, beberapa warga Mariupol dialihkan ke kota-kota terpencil di Rusia. Nasib yang lainnya masih belum diketahui. Apa yang dilakukan penjajah hari ini sudah tidak asing lagi bagi generasi tua, yang melihat peristiwa mengerikan Perang Dunia II, ketika Nazi menangkap orang secara paksa,” kata Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko.

“Sulit membayangkan bahwa di abad ke-21 orang akan dideportasi secara paksa ke negara lain. Tidak hanya pasukan Rusia yang menghancurkan Mariupol kita yang damai, mereka bahkan telah melangkah lebih jauh dan mulai mendeportasi penduduk Mariupol,” tambah Boychenko.

Serangan terhadap sekolah seni itu terjadi setelah Rusia mengebom sebuah gedung teater di Mariupol yang digunakan sebagai tempat perlindungan warga dari bom, dan lebih dari seribu orang dikhawatirkan terperangkap.

Para pejabat mengatakan 130 orang berhasil diselamatkan tetapi lebih banyak lagi yang masih berada di bawah puing-puing.

Mariupol, sebuah pelabuhan strategis di Laut Azov, telah dikepung oleh pasukan Rusia, terputus dari pasokan energi, makanan dan air serta menghadapi pemboman tanpa henti.

Zelenskyy mengatakan pengepungan Mariupol “akan tercatat dalam sejarah” sebagai kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia.

“Apa yang dilakukan penjajah, adalah teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang,” kata Presiden Ukraina dalam pidatonya lewat video.

Dalam pidato terpisah, Presiden Ukraina juga mengkritik Nestle perusahaan asal Swiss, yang telah memutuskan untuk tidak menarik diri dari Rusia.

Kantor berita Interfax melaporkan bahwa Rusia menyerang Ukraina pada hari Minggu dengan rudal jelajah dari kapal di Laut Hitam dan Laut Kaspia. Sementara Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan bahwa pasukannya telah menembak jatuh tiga helikopter tempur Rusia.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia terus mengepung sejumlah kota timur Ukraina dan tampaknya pasukan Vladimir Putin akan terus menggunakan senjata berat untuk mendukung serangan di daerah perkotaan dengan mengorbankan warga sipil lebih lanjut.

Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah melepaskan rudal hipersonik terbarunya ke Ukraina untuk pertama kalinya sejak invasi skala penuh.

“Senjata yang dikenal sebagai Kinzhal, yang berarti belati, menghancurkan gudang bawah tanah yang menyimpan rudal dan amunisi pesawat di barat Ukraina,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia. (dam)

Exit mobile version