WHO Sebut Kasus Covid-19 di 110 Negara Meningkat 18 Persen

vaksin

Ilustrasi-Suntikan vaksin Covid-19. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan kasus infeksi Covid-19 meningkat di 110 negara, dengan jumlah kasus melonjak 18% selama seminggu terakhir.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan bahwa pandemi masih jauh dari kata selesai. Ia mengatakan kemampuan dunia untuk melacak evolusi genetik Covid-19 sedang terancam ketika negara-negara melonggarkan pembatasan.

Ia khawatir, seiring berjalannya waktu, hal ini dapat mempersulit untuk menangkap varian baru yang muncul dan berpotensi berbahaya.

Jumlah kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia sebagian besar tetap serupa dengan minggu sebelumnya, tetapi ada peningkatan di tiga wilayah yakni Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika.

“Dan Timur Tengah-lah yang mengalami peningkatan paling mencolok dalam kasus virus corona selama tujuh hari terakhir, dengan infeksi melonjak sebesar 47%. Eropa dan Asia Tenggara jumlah kasus yang terkonfirmasi meningkat sekitar 32%, dengan kenaikan 14% di Amerika,” kata Ghebreyesus, seperti dilansir Sky News, Jumat (1/7/2022).

Secara keseluruhan, kata Ghebreyesus lebih dari 4,1 juta kasus dilaporkan secara global pada minggu lalu, dan banyak dari lonjakan ini didorong oleh varian Omicron BA.4 dan BA.5.

Kepala WHO juga menyampaikan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia tetap tidak divaksinasi.

Sementara 1,2 miliar suntikan telah diberikan secara global, tingkat imunisasi rata-rata di negara-negara miskin hanya 13%.

Angka-angka dari Oxfam dan Aliansi Vaksin Rakyat menunjukkan kurang dari setengah dari 2,1 miliar vaksin yang dijanjikan kepada negara-negara miskin oleh negara-negara G7 telah dikirimkan.

Di Inggris, angka baru menunjukkan jumlah pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit (RS) di antara kelompok usia yang lebih tua terus meningkat. Dan satu dari enam orang di atas usia 75 tahun belum menerima vaksin penguat dalam enam bulan terakhir

Namun, jumlah pasien jauh dari puncak yang dicapai selama gelombang infeksi awal tahun ini, dan jumlah orang yang sakit parah tetap rendah.

Varian BA.4 dan BA.5 dari Omicron sekarang menjadi lebih dari 50% dari semua kasus Covid-19 baru di Inggris, dan BA.5 kemungkinan akan segera menjadi varian virus corona yang dominan di negara tersebut.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan saat ini tidak ada bukti bahwa kedua varian ini menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian sebelumnya. (dam)

Exit mobile version