Olena Zelenska Kutuk Kekerasan Seksual yang Dilakukan Tentara Rusia

Olena-Zelenska

Ibu negara Ukraina Olena Zelenska. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Ibu negara Ukraina Olena Zelenska menuduh pasukan Rusia menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang di negaranya.

Olena Zelenska juga mengklaim istri prajurit Rusia mendorong mereka (tentara Rusia) untuk memperkosa wanita Ukraina.

Wanita berusia 44 tahun itu berbicara di London pada konferensi internasional untuk mengatasi kekerasan seksual selama konflik.

Zelenska, yang menikah dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy (44), berbicara tentang kekerasan seksual yang dilakukan secara sistematis dan terbuka oleh penjajah saat perang di negaranya berlarut-larut sejak serangan Rusia dimulai pada Februari 2022.

“Kekerasan seksual adalah cara yang paling kejam, paling kebinatangan untuk membuktikan penguasaan atas seseorang. Dan bagi korban kekerasan semacam ini, sulit untuk bersaksi di masa perang karena tidak ada yang merasa aman,” kata Zelenska seperti dikutip Sky News, Selasa (29/11/2022).

“Ini adalah instrumen lain yang mereka (pasukan Rusia) gunakan sebagai persenjataan mereka. Ini adalah senjata lain dalam gudang senjata mereka dalam perang dan konflik ini. Itulah mengapa mereka menggunakan ini secara sistematis dan terbuka,” ungkapnya.

Zelenska mengatakan kekerasan seksual yang dipraktekan tentara Rusia sebagai kejahatan perang dan meminta pertanggungjawaban semua pelaku.

“Kami melihat bahwa prajurit Rusia sangat terbuka tentang hal ini. Mereka membicarakannya melalui telepon dengan kerabat mereka, dari percakapan telepon yang berhasil kami tangkap,” tuturnya.

“Faktanya, istri prajurit Rusia mendorong ini, mereka berkata: “Ayo, perkosa wanita Ukraina itu, jangan bagikan ini dengan saya, jangan beri tahu saya.” Inilah mengapa harus ada tanggapan global terhadap ini,” tandasnya.

Pekan lalu, seorang pengacara kriminal internasional yang membantu penyelidikan kejahatan perang Kyiv mengklaim ada bukti bahwa komandan Rusia mengetahui kekerasan seksual oleh personel militer di Ukraina dan dalam beberapa kasus, mendorongnya atau bahkan memerintahkannya.

Wayne Jordash mengatakan di daerah sekitar ibu kota, beberapa kekerasan seksual melibatkan tingkat organisasi oleh angkatan bersenjata Rusia yang berbicara tentang perencanaan pada tingkat yang lebih sistematis.

Sebuah laporan yang didukung PBB yang diterbitkan bulan lalu mengatakan korban dugaan serangan berusia antara empat hingga lebih dari 80 tahun, dan dalam beberapa kasus anggota keluarga menyaksikan pemerkosaan.

Seorang tentara Rusia pada bulan Maret berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis dan mengancam akan membunuh anggota keluarganya di wilayah Chernihiv, Ukraina utara, menurut putusan di pengadilan distrik Chernihiv.

Pengadilan bulan ini memutuskan Ruslan Kuliyev (31), dan tentara Rusia lainnya di bawah komandonya bersalah atas kejahatan perang in absentia karena penyerangan terhadap penduduk setempat. (dam)

Exit mobile version