Paris akan Transfer Tank Ringan AMX-10 ke Ukraina

Paris akan Transfer Tank Ringan AMX-10 ke Ukraina - tank - www.indopos.co.id

Tentara Prancis mengendarai kendaraan lapis baja AMX-10 RC saat ikut serta dalam demonstrasi di Villepinte, Prancis, 12 Juni 2022. (rt.com)

INDOPOS.CO.ID – Paris akan mentransfer tank ringan AMX-10 buatan dalam negerinya ke Ukraina. Paris menjadi anggota NATO pertama yang mengirim kendaraan lapis baja non-Soviet ke Kyiv.

Berita transfer itu disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Dia menulis di Twitter bahwa dia telah melakukan pembicaraan panjang dan mendetail dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Sebagaimana dilansir rt.com, Kamis (5/1/2023), Zelenskyy menyampaikan terima kasih kepada Macron atas keputusannya untuk mentransfer tank ringan ke Ukraina, dan melobi sekutu Prancis untuk melakukan hal yang sama.

Pengumuman Zelenskyy tersebut dikonfirmasi oleh seorang pembantu Macron. Pejabat itu tidak menyebutkan berapa banyak kendaraan yang akan dikirim dan waktunya kapan. Namun, itu merupakan pertama kalinya tank-tank rancangan Barat dipasok ke angkatan bersenjata Ukraina.

Prancis juga akan menyumbangkan sejumlah pengangkut personel lapis baja Bastion, yang telah beroperasi sejak 2012.

Ukraina telah menerima sejumlah tank era Soviet dari gudang senjata Eropa Timur, terutama ratusan tank tempur utama T-72 dari Polandia dan Republik Ceko.

Sementara Amerika Serikat (AS) berjanji untuk mengganti tank-tank ini dengan model Amerika. Baik Pentagon maupun kementerian pertahanan NATO lainnya tidak memberikan tank-tank buatan Barat kepada Ukraina.

AMX-10 yang dipakai Prancis sejak 1981, adalah kendaraan tempur lapis baja beroda enam ringan yang dikembangkan oleh GIAT Industries (Groupement des Industries de l’Armée de Terre, Army Industries Group) milik negara itu dan perusahaan penggantinya, Nexter Systems.

Militer Prancis saat ini mengganti AMX-10 dengan kendaraan lapis baja EBRC Jaguar. AMX-10 sangat mobile, kendati tua tapi berperforma tinggi.

Berdasarkan jajak pendapat baru-baru ini, publik Prancis sangat menyukai penyelesaian yang dinegosiasikan untuk konflik Ukraina.

Macron dalam beberapa kesempatan secara terbuka menyatakan bahwa kekuatan Barat tidak boleh berusaha untuk memusnahkan Rusia, dan harus memberi Moskow jaminan keamanan setelah konflik berakhir.

Namun demikian, Prancis terus mengirimkan senjata yang semakin berat ke Ukraina. Pasukan Kyiv menerima senjata artileri self-propelled Caesar buatan Prancis awal musim panas ini, yang diduga digunakan dalam serangan pada bulan Desember di Hotel Donetsk yang melukai Dmitry Rogozin, mantan Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos. (dam)

Exit mobile version