INDOPOS.CO.ID – Pada akhir 2023, Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia (RPI) melalui platform ASEAN Writers Network menerbitkan buku “ASEAN Episentrum Pertumbuhan Dunia: Gagasan Konstruktif Masyarakat Indonesia” oleh 239 penulis Indonesia dari beragam latar belakang.
Buku tersebut juga membahas terkait Ukraina yang diinvasi Rusia pada 2022 yang lalu. Dalam buku ini terdapat beberapa gagasan para penulis terkait Ukraina.
Vanda Sakina Damayanti, salah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah tinggal di Ukraina yang saat ini menjadi influencer perdamaian tersebut menulis “Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia”. Berpijak pada pengalamannya di awal invasi Rusia ke Ukraina bahwa perdamaian dunia kini adalah hal yang paling krusial dan penting untuk kita jaga bersama.
“Bagaimanapun sikap dan kesadaran masing-masing individu untuk tetap menjaga perdamaian dunia sangat berpengaruh dan penting untuk mengurangi krisis kemanusiaan dan mencegah pelanggaran hak asasi manusia di dunia semakin meluas,” kata Vanda yang pernah tinggal di Malaysia, seperti dikutip, Jumat (29/12/2023).
Hidayat Doe, lulusan Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin dalam tulisannya “ASEAN di Tengah Pertarungan Geopolitik AS-China” menjelaskan bahwa negara-negara di ASEAN sadar betul bahwa ketegangan di Laut China Selatan tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Kehadiran aturan tata perilaku diperlukan untuk menjaga kestabilan dan keamanan kawasan regional yang selama ini dinikmati bersama.
“ASEAN dan dunia telah banyak belajar dari sejarah bagaimana dampak perang bagi kemanusiaan. Korban jiwa, pengungsi, krisis energi, krisis pangan, dan ancaman resesi ekonomi adalah dampak yang ditimbulkan jika sebuah perang meletus, sebagaimana yang akhir-akhir ini kita saksikan di Ukraina karena invasi Rusia di negara tersebut,” kata Doe yang berharap agar perang dapat dihentikan segera sebab merugikan semua pihak.
Pengajar Universitas Mercubuana Inggar Saputra dalam tulisannya “Tantangan Politik dan Keamanan Indonesia dalam Kepemimpinan ASEAN 2023”, menyoroti dampak perang Rusia dan Ukraina terhadap politik, ekonomi dan keamanan global termasuk negara di Asia Tenggara.
Menurut Inggar, secara ekonomi Rusia sebagai penghasil gas terbesar dan Ukraina yang memproduksi gandum sangat dibutuhkan negara Asia Tenggara. Ketika kendali ekonomi terganggu akibat perang, tentu berdampak kepada kehidupan ekonomi negara di Asia Tenggara.
Kholidah Tamami, pengurus ILUNI UI yang juga mahasiswa PhD Baku State University Azerbaijan dalam tulisannya “Peran Indonesia Sebagai Satu-satunya Negara ASEAN di G20”, mencermati poin penting pada G20 Bali Leaders’ Declaration terkait perang di Ukraina, yang mana Presiden Joko Widodo menyebutnya sebagai pembahasan yang paling diperdebatkan dan alot.
Kholidah menulis berdasarkan poin-poin dalam Deklarasi Pimpinan G20, perang di Ukraina berdampak kepada iklim ekonomi global yang masih rentan karena pandemi, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, serta melumpuhkan keamanan dunia karena menimbulkan banyak korban. Dia berharap Indonesia dapat memainkan peran penting dalam perdamaian di dunia, termasuk dalam perang Rusia-Ukraina.
Yanuardi Syukur dalam “ASEAN: Polikrisis dan Kolaborasi”, menulis bahwa soal Ukraina, ASEAN menegaskan pentingnya rasa hormat terhadap kedaulatan, kemerdekaan politik, dan integritas teritorial. Dalam hal ini, menurut ASEAN, kepatuhan terhadap Piagam PBB dan hukum internasional adalah penting, selain menyegerakan penghentian permusuhan dan penciptaan lingkungan yang memungkinkan untuk resolusi damai.
“Situasi perang yang tidak selesai tersebut (sejak Putin mengumumkan ‘operasi militer khusus’ ke Ukraina, 24 Februari 2022) juga berdampak negatif terhadap ASEAN dan oleh karena itu pimpinan negara-negara ASEAN berkomitmen mengurangi dampaknya dan memastikan ASEAN tetap menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia,” tulis Yanuardi Syukur yang beberapa waktu lalu menjadi delegasi “Indonesian civil society to Ukraine.”
Pandangan beberapa penulis tersebut berharap agar perang di Ukraina dapat segera diselesaikan sebab tidak hanya merusak wilayah tapi juga sedikit banyaknya menyebabkan ketegangan di kawasan lain termasuk Asia Tenggara. Mereka berharap agar ASEAN dapat berkontribusi aktif untuk meredakan perang tersebut demi tercapainya perdamaian dunia. (rmn)