Turki Dilanda Gempa Selama Beberapa Tahun Terakhir, Ini Penyebabnya

Regu-penyelamat

Petugas mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan yang runtuh akibat gempa di Turki. Foto: news.sky.com

INDOPOS.CO.ID – Turki dan daerah sekitarnya telah mengalami beberapa kali gempa bumi dahsyat dalam beberapa tahun terakhir dengan ribuan nyawa melayang.

Lebih dari 3.554 orang tewas dalam gempa yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) dini hari waktu setempat. Puluhan gempa susulan juga dirasakan.

Gempa bumi dengan magnitudo 7,8 itu adalah gempa terkuat di Turki sejak gempa Erzincan pada Desember 1939, yang menewaskan sekitar 32.000 orang.

Area gempa tersebut berada di Lempeng Anatolia, yang berbatasan dengan dua patahan utama yakni patahan Anatolia Utara terletak dari barat ke timur di Turki, sedangkan patahan Anatolia Timur terletak di wilayah tenggara negara itu.

Beberapa gempa bumi paling mematikan di wilayah tersebut telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir.

Pada tanggal 17 Agustus 1999, lebih dari 17.000 orang tewas dalam gempa yang melanda kota barat Izmit, sekitar 55 mil tenggara Istanbul. Sekitar setengah juta orang kehilangan tempat tinggal setelah bencana tersebut.

Pada tanggal 12 November 1999, di kota barat laut Ducze, hampir 1.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,2.

Pada tanggal 1 Mei 2003, lebih dari 160 orang tewas, termasuk 83 anak-anak di asrama sekolah yang runtuh, dalam gempa berkekuatan 6,4. Sekitar 1.000 orang terluka dalam bencana di timur kota Bingol.

Pada tanggal 23 Oktober 2011, lebih dari 600 orang tewas ketika gempa berkekuatan 7,2 melanda kota timur Van dan Ecris. Gempa kedua terjadi hanya sekitar dua minggu kemudian yang menyebabkan sekitar 40 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.

Pada tanggal 24 Januari 2020, lebih dari 40 orang tewas dan lebih dari 1.600 terluka dalam gempa berkekuatan 6,7 di P
provinsi timur Elazig. Getaran juga dirasakan di Suriah, Lebanon, dan Iran.

Pada tanggal 30 Oktober 2020, gempa berkekuatan 7,0 melanda Laut Aegea dengan pusat gempa di dekat Pulau Yunani Samos. Kota terbesar ketiga di Turki, Izmir, terkena dampak parah, dengan total 119 orang tewas dan lebih dari 1.050 terluka.

Menurut para ahli, Turki rawan gempa bumi karena berada di atas garis patahan utama.

Stephen Hicks, seismolog di University College London, mengatakan bahwa Turki dan Suriah telah mengalami gempa bumi terburuk.

“Ini adalah gempa yang sangat dangkal di bawah daerah berpenduduk padat, gempa yang sangat kuat, dan di daerah di mana kita dapat melihat bangunan tidak dapat menahan tingkat guncangan seperti ini,” kata Stephen Hicks seperti dilansir Sky News, Selasa (7/2/2023).

Hicks mengatakan ada peluang kecil muncul gempa susulan yang lebih kuat atau bahkan gempa lain lebih besar dari gempa utama. (dam)

Exit mobile version