Selasa, 31 Januari 2023
No Result
View All Result
www.indopos.co.id

  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
www.indopos.co.id
  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
No Result
View All Result
www.indopos.co.id
No Result
View All Result
Home Megapolitan

KPAI: Debu Batu Bara di Marunda Sebabkan Sakit Kulit dan Gatal

by wib
Sabtu, 12 Maret 2022 - 14:51
in Megapolitan
Marunda

Penyakit kulit akibat pencemaran di Marunda

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOS.CO.ID – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan, berdasarkan investigasi yang dilakukan pihaknya dan ditambah keterangan dari sejumlah warga, debu batu bara di kawasan rusun Marunda menyebabkan sakit kulit yang membuat gatal di sekujur tubuh, sampai kornea mata anak mengalami kerusakan

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menjelaskan, pada hari Jumat (11/3/2022) lalu pukul 20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB di Balai warga Rusunawa Marunda Blok A/10, pihaknya didampingi anggota DPRD DKI dari Farasi PDIP Jhonny Simanjuntak, menemui warga, dari perwakilan beberapa RT/RW yang tergabung dalam forum warga Marunda, dengan tujuan menyediakan ruang bagi warga untuk menyampaikan kesaksiannya atas dampak pencemaran abu batu bara.

BacaJuga

Siswi SMK Terjatuh dari Lantai 4 Meninggal di Rumah Sakit

Jakhumfest #3 Ajak Publik Bangun Ekosistem Inklusif dengan Teman Tuli & Teman Dengar Bersama silang.id

“Secara umum warga menyampaikan bahwa dampak pencemaran mulai dirasakan pada tahun 2018 hingga sekarang. Semakin hari semakin memburuk terhadap kesehatan warga termasuk anak-anak. Selain penyakit pernafasan yang kerap dialami warga, sekarang penyakit kulit yang membuat gatal di sekujur tubuh kerap dialami warga, bahkan anak-anak kerap terbangun di malam hari karena rasa gatal yang menyerang sekujur tubuh,” terang Retno,Sabtu (12/3/2022).

Ia mengungkapkan, seorang ayah yang memiliki tiga orang anak yang masih usia Sekolah Dasar (SD) menceritakan, bahwa mereka sekeluarga mengalami penyakit kulit yang menimbulkan gatal di sekujur tubuh.

Rento menjelaskan, keluarga tersebut sudah berobat di klinik terdekat yang sekali berobat bisa menghabiskan biaya Rp 300 ribu. Saat pertemuan, salah satu anak dibawa serta dan si anak sepanjang pertemuan tampak mengalami dan sang ayah membantu menggaruk badan anaknya itu.

“Dengan mata berkaca-kaca dan suara serak, sang ayah menceritakan bahwa anak-anaknya menjadi tidak nyenyak tidur pada malam hari karena rasa gatal yang tidak tertahankan, bahkan sang anak pernah berkata sudah tidak kuat lagi,” ungkap Retno mengisahkan.

Bahkan, ada seorang ibu dari 4 orang anak yang diantaranya ada yang berkebutuhan khusus (autis) dan sensitive dengan udara kotor terpaksa dititipkan kepada neneknya. Si ibu juga mengatakan bahwa saat memasak, makanan juga sudah terkontaminasi dengan abu batubara.

Cerita mengenaskan menimpa seorang anak yang terpaksa harus ganti kornea mata dari donor mata. Hal tersebut bermula pada tahun 2019 si anak yang kerap bermain di RPTRA mengku matanya sakit dan mengeuarkan air terus.

Dia mengucek matanya karena gatal dan diduga kuat partikel halus dari abu batu bara mengenai mata si anak. Mata bernanah dan terus mengeluarkan air. Perawatan mata dilakukan oleh RSCM dalam jangka lumayan panjang, sampai akhirnya dokter menyatakan sudah rusak total dan harus donor mata.

Baru pada tahun 2021, si anak mendapatkan donor mata. Si ibu awalnya tidak yakin kalau si anak mengalami kerusakan mata akibat abu batu bara, namun lama kelamaan si ibu yakin bahwa hal itu karena terpapar abu batu bara di lingkungan tempat tinggalnya.

Warga yang tinggal di RW 07, dimana posisi towernya dekat pelabuhan Marunda menyatakan bahwa penyakit pernafasan kerap dialami oleh keluarganya, begitupun warga sekitar. “Saya pernah mau diberi sembako oleh PT yang melakukan pengolahan batu bara itum namun saya tolak, Kesehatan kami tidak setara dengan sembako,” ungkap salah seorang warga kepada Retno.

Salah seorang petugas RPTRA Rusun Marunda juga menyampaikan epada KPAI, bahwa setiap hari mereka harus menyapu lantai RPTRA dan membersihan mainan anak-anak di halaman RPTRA karena debu abu batu bara yang cukup banyak. Tempat bermain anak yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman menjadi tempat yang tidak aman bagi anak-anak.

“Kisah-kisah yang disampaikan warga menunjukkan bahwa pencemaran batu bara ini nyata dan sudah level membahayakan kesehatan warga Rusun Marunda. Apalagi derita anak-anak yang terdapak dari pencemaran ini. Pemerintah Provinsi harus segera bertindak untuk menyelamatkan anak-anak, kepentingan terbaik bagi anak harus menjadi dasar tindakan cepat. Anak-anak harus dilindungi, diselematan dan dipenuhi hak-haknya sebagaimana diamantakan dalam UU Perlindungan Anak,” kata Retno. (yas)

Tags: kpaipencemaran batu baraRusun Marunda
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

anak-perempuan-main-Lato-lato
Nasional

KPAI: Fenomena Lato-Lato Buktikan Minat Belajar Anak Tinggi

Senin, 9 Januari 2023 - 12:50
Siswi SMKN 3 Tangsel Jadi Korban Bully, Pj Gubernur Bereaksi
Nasional

KPAI Kecam Perundungan Anak Marak di Satuan Pendidikan

Minggu, 20 November 2022 - 09:05
Organ-Ginjal
Headline

KPAI: Kasus Penyegelan 2 Perusahaan Farmasi Jangan Sampai Masuk Angin

Selasa, 1 November 2022 - 11:20
Ilustrasi tenggelam
Headline

Empat Siswa Tewas saat LDKS SMP IT Hitam, KPAI Desak Polisi Periksa Sekolah

Minggu, 16 Oktober 2022 - 19:09
Hadi Tjahjanto Buka Kejuaraan Nasional Bandung Karate Club Piala Menteri Agama Tahun 2022
Nasional

Sejumlah Murid SMP Depok Hanyut saat LDKS, KPAI Ingatkan Peringatan BMKG

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 13:24
Tragedi-Kanjuruhan
Headline

Tragedi Kanjuruhan, KPAI: Masih Banyak Anak-anak Butuh Layanan Kesehatan dan Psikologis

Kamis, 6 Oktober 2022 - 10:35
Load More

Populer hari ini

banten

Awas! Ada Oknum Catut Nama Pj Gubernur Banten dan Ajudan Minta Sumbangan Masjid

Selasa, 31 Januari 2023 - 02:22
Bea Cukai

Kembali Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal, Bea Cukai Kudus Selamatkan Kerugian Negara

Senin, 30 Januari 2023 - 18:59
digital

Tak Hanya Hoaks, Kenali Beragam Gangguan Informasi di Ruang Digital

Senin, 25 Juli 2022 - 20:49
Rafik-Rahmat-Taufik

Para Kades di Banten Tolak Perpanjangan Jabatan Jadi 9 Tahun, ini Alasannya

Kamis, 19 Januari 2023 - 16:05
IKAPPI Sebut Minyak Goreng Subsidi Merk Minyakkita Langka dan Tak Sesuai HET

Wamentan Sebut Program Gratieks Dukung Percepatan Pembangunan Pertanian Sulbar

Senin, 30 Januari 2023 - 20:19

E-Paper

Koran Indoposco Edisi 26 Januari 2023 - Screenshot 2023 01 26 at 12.20.36 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 26 Januari 2023

by gimbal
Kamis, 26 Januari 2023 - 00:35
Koran Indoposco Edisi 24 Januari 2023 - Screenshot 2023 01 23 at 11.50.32 PM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 24 Januari 2023

by gimbal
Selasa, 24 Januari 2023 - 00:00
Koran Indoposco Edisi 20 Januari 2023 - Screenshot 2023 01 20 at 12.24.02 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 20 Januari 2023

by gimbal
Jumat, 20 Januari 2023 - 00:37
www.indopos.co.id | indoposco.id

Copyright © 2022.

www.indopos.co.id | indoposco.id

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index

Copyright © 2022.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist