INDOPOS.CO.ID – Pemerintah tengah melakukan pembenahan di Stasiun Manggarai Jakarta. Stasiun tersibuk itu akan menjadi pemberhentian kereta sentral pertama di Indonesia. Namun, sejumlah hal perlu dipersiapkan.
Pengamat Transportasi Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, rencana tersebut harus didukung dengan perubahan layanan serta fasilitas yang menunjang. Persiapan matang harus dilakukan sebelum memulai proyek tersebut.
Sehingga kekhawatiran publik terkait menumpuknya penumpang di Stasiun Manggarai, dapat diantisipasi dengan perubahan dari beragam infrastruktur di Stasiun Manggarai.
“Dengan ukuran bangunan stasiun itu 100 m x 100 m. Pastinya padat, kalau tidak padat bukan stasiun modern. Yang penting daya dukungnya memadai baik di dalam stasiun maupun di luar stasiun,” kata Djoko dalam keterangannya diterima, Senin (6/6/2022).
Saat ini Stasiun Manggarai dinilai masih mengantongi masalah dalam infrastruktur pelayanan ke konsumen. Bahkan berpotensi menganggu fungsinya sebagai stasiun sentral.
“Permasalahan paling mendesak adalah akses menuju Stasiun Manggarai yang kurang memadai, yakni jalan sempit dan lingkungan sekitar yang padat, semrawut dan tidak teratur,” nilai Djoko.
Ruas jalan Tambak dan Jalan Manggarai Utara adalah jalan sempit. Selain itu, terdapat beberapa titik penyempitan jalan yang menjadi penyebab kemacetan.
Antara lain di terowongan lintas bawah Manggarai, area drop off depan stasiun dan jembatan dekat pintu air. Maka bila rencana ini benar terjadi, pemerintah menuntaskan persoalan tersebut lebih dahulu.
Salah satunya memikirkan daya tampung dari Stasiun Manggarai. Akses jalan dan kapasitasnya tidak jauh beda dengan di Stasiun Gambir.
“Juga lahan parkir perlu untuk kendaraan bermotor dan tidak bermotor,” tutur Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia itu. (dan)