Bamus Suku Betawi 1982: Pendidikan Politik Untuk Bersatu Majukan Betawi

bamus

Kegiatan pendidikan politik yang ditutup oleh Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki di Kemayoran, Jakarta Pusat. Foto: Feris Pakpahan/INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982, Zainuddin mengatakan warga Betawi diharapkan meningkatkan partisipasi dan kesadaran politik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Program pendidikan politik telah disusun jauh-jauh hari dengan tujuan mengedukasi generasi Betawi tentang pentingnya pemahaman politik,” katanya kepada INDOPOS.CO.ID Minggu (5/11/2023).

Menurutnya, kegiatan ini dilakukan dengan dua tujuan utama, pertama untuk menjadikan warga betawi paham tentang isu-isu politik, dan kedua, agar warga betawi tidak mudah dipengaruhi oleh situasi dan kondisi politik menjelang pemilu 2024.

“Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa warga Betawi memiliki suara yang signifikan di Jakarta, dengan jumlah mencapai 28 persen, yang memiliki dampak besar dalam arena politik,” ujarnya.

“Oleh karena itu, pendidikan politik ini juga bertujuan untuk menciptakan kesepahaman yang seragam di kalangan warga Betawi, terutama generasi muda, dalam menghadapi setiap peristiwa politik,” imbuhnya.

Senada diakatakan oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag), Saiful Rahmat Dasuki. Ia menyatakan bahwa kegiatan pendidikan politik ini merupakan sumbangan dari komunitas Bamus Suku Betawi 1982, yang bertujuan memberikan pendidikan politik kepada seluruh warga Jakarta, khususnya anak-anak Betawi.

“Pendekatan pendidikan politik ini berfokus pada isu politik kebangsaan, dengan penekanan pada politik kebangsaan dibandingkan dengan politik partisipasi. Tujuannya adalah agar anak-anak Betawi tidak terjerumus dalam pemikiran politik yang salah,” kata Saiful kepada INDOPOS.CO.ID

Saiful menuturkan, salah satu pesan utamanya dari pendidikan politik ini adalah menyadarkan bahwa pemilu adalah sebuah proses yang berulang setiap lima tahun, dan perbedaan pendapat dalam pemilihan adalah hal yang wajar.

“Namun, kita harus menjauhi pemutusan hubungan sosial akibat perbedaan pilihan politik, dan pesan moral ini harus menjadi prioritas kita,” tuturnya.

Ia berharap warga Betawi bersatu dan memiliki tekad kuat untuk memajukan masyarakat Betawi di tanah Betawi, dengan menjadikan kader-kader terbaik sebagai pemimpin di Kota Jakarta.

“Perlihatkan identitas kita sebagai orang Betawi yang memiliki Kota Jakarta ini,” jelasnya.

Ia juga menegaskan tidak ingin adanya polarisasi dalam peristiwa lima tahunan ini. Jangan sampai perbedaan pilihan mengganggu persatuan.

“Kita harus bersikap dewasa dalam berpolitik, menciptakan politik yang beradab, aman, dan damai,” pungkasnya. (fer)

Exit mobile version