Kurangi Stunting di Jakarta, Kadinkes: Kami Kolaborasi dengan Semua Pihak

Kurangi Stunting di Jakarta, Kadinkes: Kami Kolaborasi dengan Semua Pihak - Ani Ruspitawati - www.indopos.co.id

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati. (Dok. Diskominfotik DKI Jakarta)

INDOPOS.CO.ID – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati menyatakan bahwa berdasarkan data yang tersedia hingga November 2023, sebanyak 19,64 persen balita berhasil keluar dari kondisi stunting setelah mendapatkan intervensi.

“Kami memberikan intervensi kepada balita yang mengalami masalah gizi, mulai dari weight faltering (berat badan yang tidak bertambah sesuai standar), underweight (kekurangan berat badan), gizi kurang, gizi buruk, hingga stunting. Jika ditemukan kondisi tersebut, penanganannya harus segera dilakukan,” kata Ani kepada wartawan, Kamis (25/1/2024).

Ani menjelaskan bahwa pemberian intervensi secara spesifik dilakukan melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak di bawah lima tahun (balita) yang mengalami masalah gizi.

“Program ini mencakup pemberian makanan kaya protein hewani, seperti telur dan susu, yang didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan kandungan asam amino tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak. Menu makanan tambahan disusun sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI,” ujarnya.

Ani menekankan bahwa upaya intervensi ini dilakukan melalui sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, TNI/Polri, sektor swasta, dunia pendidikan, media, dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam rangka mendukung gerakan Jakarta Beraksi.

“Gerakan ini bertujuan untuk mendorong semua pihak agar berkolaborasi dalam mempercepat langkah-langkah pengentasan masalah stunting,” jelasnya.

Ia menuturkan peran aktif ini diterapkan dalam beragam bentuk, termasuk alokasi dana untuk melengkapi anggaran percepatan penurunan stunting yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Jakarta Beraksi hadir sampai ke tingkat kelurahan, diimplementasikan dalam bentuk pos gizi yang melibatkan sejumlah kegiatan, seperti pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), edukasi terkait perkembangan anak, balita dengan masalah gizi, dan pola makan balita,” tuturnya.

Selain itu, dilakukan evaluasi oleh pihak terkait, termasuk Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dengan dukungan penuh dari para kader Posyandu dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pungkas Ani. (fer)

Exit mobile version