INDOPOS.CO.ID – Presidium Majelis Daerah Korps Alumni HMI (MD KAHMI) Jakarta Utara, Triyono mengatakan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono telah memberikan hak tempat tinggal kepada eks warga Kampung Bayam, termasuk di antaranya Rumah Susun (Rusun) Nagrak dan beberapa opsi rusun lainnya.
Penawaran ini, menurutnya, menunjukkan kepedulian dan dukungan Heru terhadap kepentingan warga. Triyono menyayangkan bahwa isu Kampung Bayam dijadikan alat politik oleh sebagian orang.
“Prinsip dasarnya adalah bahwa hak-hak warga telah diberikan. Faktanya, Pj Gubernur Heru telah memberikan perhatian yang bersifat solutif terhadap warga Kampung Bayam. Relokasi ke Nagrak dan opsi lainnya, bahkan dengan pembangunan rusun baru, menandakan keberpihakan yang jelas terhadap hak-hak warga,” kata Triyono di Jakarta, Sabtu (27/1/2024).
Triyono menyatakan bahwa warga yang kini masih tinggal di Kampung Susun Bayam (KSB) seharusnya memahami aturan penempatan di KSB agar tidak menimbulkan masalah baru bagi mereka di masa mendatang.
“Saya melihat bahwa ini adalah alasan mengapa Pj Heru memilih relokasi ke lokasi lain atau membangun rusun baru. Kasihan bagi warganya jika dipaksakan untuk saat ini tinggal di rusun itu (KSB), karena mereka mungkin akan melanggar aturan. Tawaran ini seakan menjadi solusi yang menguntungkan bagi semua pihak,” jelas dia.
Walaupun begitu, Triyono juga mengekspresikan rasa kecewa terhadap kinerja PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) yang dianggapnya lamban dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Menurutnya, Jakpro seharusnya telah menyusun regulasinya secara cermat sebelum tempat tersebut diumumkan sebagai Kampung Susun Bayam (KSB).
“Justru terkesan bahwa Pj menjadi sasaran kritik, terutama sebagai bahan politik oleh mereka yang tidak sepenuhnya memahami situasi, hanya ingin terlihat berpihak, dan mengeluarkan pernyataan di ruang publik. Oleh karena itu, saya ingin mengingatkan warga agar tidak terpengaruh oleh hasutan dari oknum-oknum dan politisi yang hanya memanfaatkan situasi tersebut,” tuturnya.
“Sebagai warga Jakarta Utara, saya merasa tidak nyaman melihat permainan politik yang dilakukan oleh beberapa oknum yang memanfaatkan masyarakat awam. Padahal, sebenarnya mereka sudah dapat tinggal dengan nyaman di lokasi yang telah disediakan di Nagrak dan tempat lainnya,” imbuhnya. (fer)
Diketahui, polemik Kampung Susun Bayam hingga kini terus bergulir. Heru Budi pun telah menawarkan setidaknya 3 solusi. Yakni tinggal di dua rusun yang sudah ada, serta akan dibangunkan rusun baru pada 2025 nanti. (fer)