Cegah Baby Boom Pakai Alat Kontrasepsi Pasca Persalinan

Hasto Wadoyo

Kepala BKKBN Hasto Wadoyo

INDOPOS.CO.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mencatat angka kesuburan / kelahiran Total Fertility Rate (TFR) mengalami penurunan menjadi 2,24 per 2021. Sebelumnya angka itu bertengger 2.4 pada 2017 silam. Meski, Kepala BKKBN Dr.(H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengakui selama pandemi mengalami penurunan dalam pelayanan.

“Alhamdulillah data menunjukkan bahwa angka yang terkait dengan kelahiran (hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021) mengalami penurunan. Padahal kemarin diduga akan terjadi _baby boom_ ternyata tidak terjadi angkanya 2,24, dan ini manfaat penggunaan alat kontrasepsi Kondom pada pasangan usia subur dan dampak psikologisnya,” ujar Hasto melalu _zoom meeting_ pada Kamis (10/2/2022).

Namun Dokter Hasto tetap mengingatkan para bidan yang menjadi peserta dalam webinar tersebut untuk tetap memperhatikan bahwa pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan menjadi salah satu yang penting untuk dilakukan. Karena KB pasca persalinan masih cukup rendah. Banyak pasangan usia subur (PUS) yang setelah melahirkan masih mau menunda kehamilan 2 sampai 3 tahun mendatang namun enggan memakai alat kontrasepsi. Maka dari itu Dokter Hasto menyarankan pada PUS untuk mengombinasikan Metode Amenore Laktasi (MAL) dan pemakaian kondom pasca melahirkan. BKKBN mendorong para bidan sebagai _community leader_ di desa-desa bisa memberikan penyuluhan bagi PUS tersebut. Hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan _spacing_ (penjarakan) kehamilan untuk mencegah kematian Ibu.

“Ini kerja keras bidan sebetulnya, ketika dari tahun ke tahun menurunkan TFR ini sampai angka sekarang 2,24. Bukan lagi 2,4 (data 2017). Kita juga punya pekerjaan rumah untuk menurunkan kematian ibu jangan lupa kita harus mensukseskan KB pasca persalinan dalam rangka agar angka kematian ibu tidak meningkat. Pernah terjadi kenaikan yang mengejutkan di tahun 2007 sudah 228 per 100 ribu kelahiran. Kita terkejut pada tahun 2012 menjadi 359 dan tentu hampir 80% mereka lahir di bidan sebetulnya persalinannya. Maka peran bidan itu penting sekali dalam rangka untuk menurunkan angka kematian ibu,” papar Hasto.

Sementara itu, Psikolog Klinik dan _Sex Educator_ Inez Kristanti, M.Psi, Psikolog mengatakan dengan adanya diskusi bersama pasangan tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesetaraan. Psikologis pemilihan alat kontrasepsi yang dilakukan oleh kedua belah pihak PUS yaitu pihak perempuan dan laki-laki memberikan dampak yang baik bagi keharmonisan rumah tangga. Hal ini merupakan upaya perencanaan keluarga.

“Dengan kondom ini bisa menumbuhkan keterlibatan laki-laki” kata Inez.

Dia melanjutkan, langkah itu kata Inez juga bisa mendukung kesetaraan dalam hubungan. Salah satunya dalam memilih metode kontrasepsi bersama-sama. Jadi ada peran laki-lakinya dan perempuannya. Karena peran perempuan pun juga ada walaupun menggunakan kondom pria. Yaitu bisa menginisiasi atau meningkatkan asertivitas penggunaan kondom.

“Itu termasuk ke dalam asertivitas seksual kalau di dalam istilah psikologisnya. Jadi si perempuan dan laki-laki mempunyai peran yang setara dapat bekerjasama sebagai tim untuk menentukan kontrasepsi yang tepat,” imbuh Inez. (ney)

Exit mobile version